
Solo – Bertempat di Batalyon Infanteri Yonif 413/Bremoro Kostrad Palur Mojolaban Sukoharjo, Komandan Kodiklat TNI AD Letnan Jenderal TNI Lodewijk F. Paulus memberikan pengarahan kepada 600 peserta Apel Dansat seluruh Indonesia yang dilanjutkan dengan praktek menembak di lapangan, Kamis (4/9). Apel Dansat yang dibuka oleh Wakasad Letjen TNI M. Munir ini, dibacakan amanat Kasad Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan dilanjutkan dengan pengarahan dari Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko.
Dalam pengarahannya Komandan Kodiklat TNI AD Letjen TNI Lodewijk F. Paulus mengatakan bahwa dalam pertempuran Tentara hanya punya dua pilihan yaitu membunuh atau terbunuh karena tentara dibentuk untuk bertempur. Untuk itu, dalam pendidikan dan latihan yang diberikan kepada seluruh Prajurit adalah mampu membunuh dan tidak terbunuh.
Selain itu, Dankodiklat TNI AD juga mengatakan bahwa hakekat pertempuran tidak dapat dimenangkan oleh satu kecabangan saja, tetapi akan dimenangkan dengan melibatkan multi kecabangan yang memadukan keseimbangan antara kemampuan bermanuver dan tembakan ( contoh Armed ). Untuk itu, setiap Prajurit harus memiliki dua kemampuan utama tersebut agar dapat memenangkan suatu pertempuran. Kedua kemampuan ini akan saling terkait dan mempengaruhi. Seorang Prajurit yang memiliki manuver yang baik tetapi tidak mahir menembak, maka sesungguhnya Prajurit tersebut hanya akan mengantarkan nyawa dalam pertempuran. Sebaliknya bila Prajurit memiliki kemahiran dalam menembak, namun tidak didukung oleh manuver dan fisik yang samapta, maka sesungguhnya tembakkannya hanyalah sekedar mengusir musuh dari kejauhan.
Latihan menembak bagi Prajurit bagaikan naik sepeda, sekali kita bisa menaiki sepeda selamanya maka akan bisa menjalankan sepeda tersebut, begitu pula seorang Prajurit apabila selalu berlatih menembak dengan benar dan serius selamanya akan mampu melaksanakan tembakkan, sehingga pada akhirnya Prajurit tersebut akan Profesional.
Diakhir pengarahannya Komandan mengevaluasi hasil latihan menembak Siswa Sarcab TNI AD, dimana jumlah tertinggi mencapai 93,7 %, terendah 70,4 % dan rata-rata 82,05 % sedangkan kegiatan tersebut menghabiskan peluru tertinggi 404 butir ( 1 Orang ), tersedikit 334 Butir ( 149 orang ) dan Rata-rata 314 Butir/perorang. (Pen Kodiklat TNI AD)