Madiun, Korem 081/DSJ melaksanakan kegiatan sosialisasi antisipasi Bahaya Laten Komunis (Balatkom) dan Faham Radikal bagi anggota TNI, PNS serta Keluarga Besar TNI (KBT) Jajaran Korem 081/DSJ TA. 2015 bertempat di Aula Makorem 081/DSJ Jl. Pahlawan No. 50 Kota Madiun, Rabu (18/11).
Kegiatan itu, di pimpin langsung oleh Kasrem 081/DSJ Letkol Inf Akhyari, S.I.P yang mewakili Komandan Korem 081/DSJ. Hadir pada kegiatan itu antara lain Para Kasi Korem 081/DSJ, Pasiter dan Pasi Intel Kodim jajaran Rem 081/DSJ, Anggota Korem 081/DSJ, Yonif 511/DY, anggota Satdisjan wilayah madiun, anggota Persit serta Keluarga Besar TNI yang berjumlah kurang lebih 267 orang.
Perjalanan panjang sejarah gerakan PKI untuk mewujudkan masyarakat komunis di Indonesia tidak pernah berhenti. Dalam mencapai tujuan tersebut komunis menggunakan berbagai cara mulai dari mempengaruhi sampai jalan penetrasi dan infiltrasi ke dalam organisasi massa, tutur Danrem 081/DSJ mengawali sambutannya yang disampaikan Kasrem 081/DSJ Letkol Inf Akhyari, S.I.P.
Kegiatan Sosialisasi Pembinaan Antisipasi Balatkom dan Faham Radikal TA. 2015 bertujuan untuk menangkal timbulnya kembali gerakan-gerakan komunis gaya baru diantaranya dengan : Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan pemahaman kembali terhadap nilai-nilai Pancasila, meningkatkan Wawasan Kebangsaan, meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat, membangkitkan kesadaran masyarakat, memelihara dan mendata, waspada terhadap upaya penyusupan serta meningkatkan deteksi dini.
Gerakan komunis gaya baru telah banyak menyusup keberbagai elemen masyarakat, dan perlu diingat bahwa komunis di Indonesia merupakan bahaya laten yang tidak pernah mati, akan tetapi hanya berubah bentuk serta akan terus berkembang dengan gaya baru.
Masih dalam sambutannya Danrem menganggap perlunya diberikan penjelasan dan pemahaman kepada semua prajurit dan masyarakat tentang berbagai hal yang terkait dengan bangkitnya kembali komunisme yang dapat dijadikan sebagai bekal dalam melaksanakan tugas Binter di lapangan guna terwujudnya tingkat kewaspadaan yang tinggi di kalangan prajurit serta masyarakat, sehingga tidak mudah terhasut dan terpancing oleh tipu daya serta propaganda yang dilakukan oleh komunisme.
Sementara itu Kasiter Rem 081/DSJ Letkol Inf Saptono Adi Birowo selaku narasumber menyampaikan kepada seluruh prajurit dan masyarakat, agar selalu waspada dan mampu mengambil langkah antisipasi yang tepat serta terukur dalam mengamankan dan menjaga keselamatan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebagai prajurit teritorial harus mampu memberikan wawasan terhadap masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh faham radikal kanan serta mengajak masyarakat agar mengantisipasi dan mewaspadai terhadap orang asing yang akan memasukan ideologinya, sehingga nantinya akan diperoleh langkah, cara dan kesamaan dalam bertindak. Ideologi komunis masih dianggap sebagai ancaman negara.
Alasannya, karena PKI telah melakukan penghianatan terhadap negara, yakni saat pemberontakan di Madiun dan pada saat peristiwa pemberontakan yang dinamakan G 30 S PKI. Tentunya bahwa komunis tidak pernah mati, akan tetapi pasang surut, yang lebih dikenal dengan istilah bahaya laten, karena setiap saat bisa muncul lagi dan diharapkan semua pihak agar melakukan langkah antisipatif untuk mencegah ideologi komunis bangkit lagi, tegas Letkol Inf Saptono Adi Birowo.
Oleh karena itu seluruh komponen bangsa terutama TNI AD harus selalu mewaspadai dan mengantisipasi ideologi dan gerakan Komunisme di Indonesia, dimana komunisme telah bermetamorfosa (selalu berubah bentuk) dan berhasil menyusup ke berbagai lapisan masyarakat dan organisasi.
Tema pada kegiatan itu adalah “Melalui Kegiatan Pembinaan Antisipasi Balatkom dan Faham Radikal, Prajurit TNI AD Senantiasa Waspada dan Mampu Mengambil Langkah Yang Tepat Guna Menangkal Berbagai Ancaman Yang Ada Demi Menjaga Keselamatan Bangsa dan Keutuhan NKRI”.
Dengan tema tersebut kewajiban seluruh elemen bangsa untuk ikut serta dalam menghadapi ancaman komunisme. Kondisi ketahanan Ipoleksosbudhankam yang mantap dapat menangkal bangkitnya kembali komunisme di Indonesia.
Agar kondisi Ketahanan Nasional tetap kuat, maka diperlukan strategi penanggulangan dan penangkalan komunisme yang dapat dilakukan secara menyeluruh (total), terpadu dan individu yang dimulai dari diri pribadi, keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat disekitar tempat tinggal. (Ls).