Lembah Tidar (27/08). Satu orang Taruna Akademi Militer Tingkat IV (Sermatutar) menerima sanksi akademis berupa diberhentikan dengan tidak hormat dan dikembalikan ke masyarakat. Pemberhentian dilaksanakan dalam suatu upacara yang dilaksanakan di Lapangan Pancasila Akmil dipimpin oleh Gubernur Akmil Mayjen TNI Sumardi serta dihadiri para Pejabat Distribusi Akmil. Akademi Militer memberikan sanksi akademis terhadap Sermatutar Kharis Eko Novianto Nomor Akademi 2010.078 berupa pemberhentian dengan tidak hormat karena tidak memenuhi aspek kepribadian, berdasarkan hasil Sidang Dewan Akademik, tanggal 27 Agustus 2014.
“Belum genap satu bulan saya memimpin upacara semacam ini yaitu pada tanggal 12 Agustus 2014 yang lalu, untuk memberhentikan dengan tidak hormat salah satu Taruna Tingkat III Sermadatar Ikhsan, dan pada hari ini Taruna Tingkat IV atas nama Sermatutar Kharis Eko Novianto Nomor Akademi 2010.078 mengalami hal serupa dengan kasus yang sama juga yaitu pada aspek sikap perilaku/asusila,” ungkap Mayor Jenderal TNI Sumardi.
Pelanggaran yang dilakukan oleh Taruna karena aspek kepribadian (tindakan asusila) semacam ini sangat tidak diharapkan karena di Akmil merupakan pemuda-pemudi terpilih yang dibentuk mental dan moralnya agar memiliki pendirian yang kuat, jiwa yang tegar dan sikap perilaku yang tanggon serta tidak melakukan hal-hal yang diluar batas kepatutan sebagai Taruna/Taruni.
Upacara pemberhentian Taruna, pada hakikatnya merupakan suatu bentuk hukuman disiplin atas pelanggaran fatal yang bersifat prinsip dan tidak bisa lagi ditolerir oleh lembaga Akademi Militer. Demi tegaknya hukum serta aturan dan norma-norma yang berlaku di Akademi Militer, maka upacara ini harus dilaksanakan agar pelanggaran semacam ini tidak akan dilakukan oleh para Taruna yang lainnya dan tidak akan pernah terjadi lagi.
Perlu disadari bersama bahwa, menegakkan aturan yang berlaku di Akademi Militer yang merupakan lembaga pendidikan perwira adalah hal yang mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar Taruna yang diproyeksikan sebagai calon pimpinan TNI Angkatan Darat, bahkan pimpinan bangsa di masa depan mempunyai disiplin yang sangat tinggi, sehingga dapat dijadikan suri tauladan bagi anak buah dan masyarakat di tempat bertugas nantinya.
Akademi Militer sebagai lembaga pendidikan Perwira memiliki tuntutan dan beban moral serta tanggung jawab yang besar terhadap bangsa dan negara dalam menegakkan aturan dan norma-norma yang berlaku secara tegas, tidak pilih kasih, obyektif, dan profesional.
Pesan Gubernur Akmil kepada para Pengasuh, agar lebih meningkatkan pengawasan dan kepeduliannya terhadap para Taruna. Berikan arahan dan pemahaman tentang aturan dan norma-norma yang berlaku sesuai Perduptar maupun Perkhustar secara menyeluruh, sehingga tumbuh kesadaran dan pemahaman yang utuh, akan pentingnya mentaati segala peraturan di dalam kehidupan Taruna/Taruni.
Peristiwa ini hendaknya dijadikan pelajaran, sekaligus moment untuk memacu motivasi dalam mentaati segala aturan dan norma-norma yang berlaku agar para Taruna/Taruni nantinya dapat menjadi Perwira yang ber“Budhi Bhakti Wira Utama”.