JAKARTA, tniad.mil.id – Kian memudarnya olahraga panahan sumpit menjadi perhatian bagi Kodim 0912/Kutai Barat. Untuk melestarikan kembali budaya asli Kalimantan ini, digelar lomba olahraga sumpit dalam rangka peringatan HUT ke- 74 Kemerdekan RI.
Hal tersebut disampaikan Dandim 0912/Kubar, Letkol Inf Anang Sofyan Effendy, dalam rilis tertulisnya di Kabupaten Kutai Barat, Kaltim, Kamis (15/8/2019).
Diungkapkan Dandim, lomba ini bertujuan untuk melestarikan budaya lokal, karena olahraga panahan sumpit ini sudah cukup lama tidak diselenggarakan lagi, khususnya di Kutai Barat sendiri.
“Menyambut HUT ke-74 Kemerdekaan RI, kita adakan lomba panahan sumpit ini agar dibudayakan lagi ke depannya,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, selain bermanfaat untuk menjaga kearifan lokal budaya, kegiatan panahan sumpit tersebut juga bisa menjadi wahana wisata bagi para turis manca negara maupun lokal.
“Pasalnya, panahan sumpit di beberapa negara lainnya mulai menjadi sarana olahraga. Makanya, pemerintah dan masyarakat harus mulai menjaga warisan lokal tersebut,” jelasnya.
“Panahan sumpit merupakan waris lokal dan asli Indonesia (Kalimantan), harus kita lestarikan. Jangan sampai nantinya kebudayaan ini diklaim sebagai budaya negara lain,” terang Anang Sofyan Effendy.
Ditambahkan pula, olahraga ini dapat menjadi pelajaran juga bagi generasi muda sekarang. Sebab, hampir semua generasi muda sekarang ini jarang yang mengetahui seperti apa olahraga ini.
“Misalnya saja, bagaimana cara menggunakan, memegang dan memanah yang baik, masih banyak yang tidak mengetahuinya, “sambungnya.
“Terus terang, olahraga ini bahkan sudah dipakai oleh pasukan khusus di dunia kemiliteran. Misalnya saja, digunakan oleh Kopassus, Kostrad dan Taipur. Di ketiga pasukan itu, kami diajarin untuk menggunakan itu. Bahkan, pelatih dari orang Dayak didatangkan khusus untuk melatih pemanfaatan senjata tersebut,” jelasnya lagi.
Jika sebelumnya alat menyumpit itu terbuat dari kayu ulin, kata Anang, sekarang alatnya sudah banyak dimodifikasi, sehingga menjadi ringan dan mudah digunakan. Amunisinya pun telah banyak dimodifikasi sehingga jarak tembaknya juga menjadi cukup jauh.
“Kalau di dunia militer, alat itu sudah banyak dilakukan modifikasi. Karena senjata tersebut senjata senyap, modifikasi yang telah dilakukan pun tidak sampai menimbulkan suara. Sehingga mudah melumpuhkan musuh. Itu penggunaannya di dunia militer, nah di masyarakat ini yang perlu diberdayakan lagi sebagai sebuah olahraga,” pungkasnya. (Dispenad)