Markas Besar TNI melalui Staf teritorial, beberapa waktu lalu menggelar penyuluhan komunikasi sosial Tentara Nasional Indonesia (Komsos TNI) dengan tema “Melalui Komsos TNI, Kita Jalin Hubungan Silaturahmi Antara TNI Dengan Komponen Masyarakat Dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Nasional di Wilayah” bertempat di gedung olah raga Tulamalae Atambua di wilayah Kodim 1605/Belu Korem 161/Wira Sakti Kodam IX/Udayana.
Komsos TNI dihadiri 1.200 orang terdiri dari Wakil Bupati Belu, Dandim 1605/Belu, Kapolres Belu, Muspida Kabupaten Belu, Danyon Satgas 641/R, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, organisasi kewanitaan, Purnawirawan TNI/Polri, mahasiswa, pelajar SMU dan SMP serta anggota TNI dan Polri.
Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos yang diwakili oleh Paban IV/Komsos Ster TNI Kolonel Kav Achmad Said dalam materi ceramahnya berjudul “Mewaspadai Proxy War Dengan Membangun Karakter Bangsa Guna Memperkuat Ketahanan Wilayah Nasional Dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI”, menyampaikan bahwa, bangsa Indonesia adalah bangsa yang mampu hidup harmoni dalam perbedaan dan Bhineka Tunggal Ika yang dicengkeram oleh Garuda Pancasila menjadi pusat kekuatan pemersatu bangsa.
Dikatakanya, Indonesia sebagai negara kepulauan dan lautan, menjadikan Belu dan daerah perbatasan lainnya sebagai daerah yang vital pertahanan batas kedaulatan wilayah. Dalam materi ceramahnya, Mayjen TNI Wiyarto juga menyatakan bahwa untuk menghadapi Proxy War, maka bangsa Indonesia sebagai bangsa patriot harus memiliki karakter bangsa yang tangguh sebagaimana dicontohkan oleh pejuang-pejuang bangsa untuk menjadi Indonesia sebagai bangsa pemenang.
Lebih lanjut Aster Panglima TNI menjelaskan bahwa, karakter bangsa yang baik dengan mengedepankan semangat gotong royong, persatuan dan kesatuan akan mewujudkan ketahanan nasional yang kuat.
“Masyarakat Belu yang terletak di perbatasan dengan karakter yang telah terbentuk selama ini, akan mampu menghadapi upaya-upaya yang bertujuan melemahkan kemampuan daya tangkal masyarakat terhadap pengaruh negatif, khususnya pengaruh dari negara tetangga,” tegasnya.
Menurut Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, masyarakat Belu harus bangga menjadi bangsa Indonesia, sesuai dengan arti Belu adalah sahabat dan semboyan Belu sebagai Kota Beriman. “Usar Binan Rai Belu Tetuk No Nesan Diak No Kmanek Sarwisu Nu Ata, Hanu Nain dengan persaudaraan orang Belu, kita capai kesejahteraan yang serasi dan seimbang bekerja seperti hamba, makan seperti Raja Ema Malae !! Selamat datang di Atambua kota beriman,” tuturnya.
Diakhir materi ceramahnya, Aster Panglima TNI menegaskan bahwa gelar pasukan pengamanan perbatasan dan pembinaan teritorial yang dilakukan TNI melalui Komsos, pembinaan ketahanan wilayah dan bakti TNI bertujuan untuk menyatupadukan TNI dengan masyarakat dan komponen bangsa lainnya.
“Ini semua untuk menjaga keutuhan wilayah, meningkatkan kesejahteraan dan menjaga tetap berjalannya program-program pembangunan yang sedang dijalankan oleh Pemerintah baik pusat maupun di daerah,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Belu Drs. J.T. Ose Luan menyampaikan bahwa kondisi masyarakat Belu sangat heterogen dan merupakan daerah lintas batas yang pasti banyak celah-celah yang bisa dimanfaatkan oleh para oknum untuk kepentingannya sendiri.
“Penyelundupan sembako, narkoba dan permasalahan pos lintas batas menjadi perhatian utama para stick holder untuk menjaga stabilitas wilayah Belu,” katanya.