Skip to main content
Kodam IV/Diponegoro

Panen Raya Padi di Blora, Bukti Stok Beras Aman

Dibaca: 233 Oleh 22 Jan 2018Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

TNI AD-Blora. Bupati Djoko Nugroho bersama Dirjen Hortikultura Dr. Ir. Spudnik Sujono K, MM dan tim dari Kementerian Pertanian RI melaksanakan panen raya padi milik Kelompok Tani Tambah Mulyo seluas 230 hektar di Desa Tanjung, Kecamatan Kedungtuban, Blora, Jumat (19/1/2018).

Bupati Djoko Nugroho mengungkapkan, rasa senangnya di tengah kabar impor beras yang akan dilakukan Pemerintah Pusat dengan alasan harga beras mahal dan sulit didapat, ternyata hal tersebut tidak berlaku di Blora.

“Kita lihat sendiri bahwa panen padi di Blora bagus dan pada tahun 2017 kemarin kita surplus beras nomor 3 se-Jawa Tengah. Jadi jangan sampai ada beras impor masuk ke Blora, justru Blora yang mengirim beras ke Rohingnya dan Afrika,” tegasnya.

Ia juga menepis berita beras langka, karena kenyataanya saat ini beras mudah didapat. “Kalupun harga beras atau gabah tinggi, asal keuntungannya dinikmati petani, bukan pedagang, tidak apa-apa. Sekali-sekali biar petani kita merasakan keuntungan besar,” lanjutnya.

Sementara itu, Dirjen Hortikultura Dr. Ir. Spudnik Sujono K, MM yang juga PJ Upsus Pajale Provinsi Jawa Tengah memastikan persediaan beras secara nasional masih cukup aman. Ia senang bisa menyaksikan padi yang melimpah di Kabupaten Blora.

Baca juga:  Korem Serahkan Zakat Fitrah

“Pada Januari saja secara nasional luas panen padi mencapai 854 ribu hektar dengan tingkat produksi mencapai 4,2 ton gabah kering atau setara 2,7 ton beras. Sedangkan puncak panen Indonesia akan terjadi pada bulan Maret dengan perkiraan produksi sejumlah 11,8 juta ton,”ucapnya.

“Kita ingin sampaikan kepada publik bahwa sejak Desember 2017 sampai dengan Januari, kita terus panen. Artinya ada beras, tidak ada rush, tidak ada panic buying, tidak ada orang antri cari beras,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir. Reni Miharti M.Agri menerangkan bahwa untuk wilayah Kabupaten Blora akan mengalami puncak musim panen pada bulan Februari. “Puncak panen diprediksi akan terjadi di bulan Februari dengan hasil rata-rata 7 ton per hektar. Adapun harganya saat ini dos/tanpa blower 5.000/ kg GKP, jika pakai Combine Harvester bisa sampai 5.200/ kg GKP,” terangnya.

Usai panen dilanjutkan dialog dengan petani. Para petani yang menginginkan atau membutuhkan alat mesim pertanian (Alsintan) diminta untuk membuat pengajuan ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Sedangkan yang meminta perubahan kuota pupuk bersubsidi, diminta untuk melakukan perubahan RDKK pupuk untuk tahun depan.

Baca juga:  Kado Lebaran Prajurit Terima Bingkisan Pangdam IV/Diponegoro

Hadir dalam kegiatan tersebut Dandim 0721 Blora Letkol Inf. Rizadly Syahrazy Themba, S.Sos, Pasi Kemampuan Teritorial (Puanter) Korem 073/Makutarama Mayor Inf. Sentot E dan Asisten 2 Sekda Blora Slamet Pamudji SH, M.Hum, Forkopimcam Kedungtuban, penyuluh dan seluruh petani.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel