Skip to main content
Kodam I/Bukit Barisan

PANGDAM I/BB DIALOG KEBANGSAAN KEPADA TOKOH MASYARAKAT SEWILAYAH SUMUT

Dibaca: 542 Oleh 02 Nov 2014Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Pangdam I/BB Mayjen TNI Winston P. Simanjuntak, S.I.P., M.Si. Pimpin Dialog Kebangsaan Kepada Tokoh Masyarakat Sewilayah Sumatera Utara Di Serambi Kehormatan Makodam I/BB Jalan Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Jumat(31/10).

Dalam pengarahannya Pangdam I/BB mengatakan perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia juga memberikan pelajaran bahwa perjuangan yang parsial dan bersifat kedaerahan tidak membawa keberhasilan. Namun, ketika seluruh kekuatan pemuda bersatu sejak Kebangkitan Nasional 20 Mei1908 dan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 akhirnya perjuangan nasional tersebut membuahkan hasil yaitu Proklamsi Kemerdekaan.Indonesia sebagai salah satu Negara ekuator yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun akan menjadi arena persaingan nasional berbagai Negara. Genarasi muda sebagai tulang punggung Bangsa harus menyadari bermacam tantangan dan ancaman Bangsa tersebut untuk kemudian bersatu padu dan bersinergi menjaga keselamatan Bangsa dan Negara. Energi sebagai latar belakang konflik. Konflik-konflik dibelahan dunia terjadi akibat persaingan kepentingan antar Negara untuk mengusai sumber energy. Invasi Irak ke Kuwait pada bulan Agustus 1990 merupakan jalan pintas untuk memulihkan ekonomi irak akibat turunnya harga minyak di pasaran Internasional. Sedangkan perang Proxy atau Proxy War adalah sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan untuk mengurangi resiko konflik langsung yang beresiko pada kehancuran fatal.

Baca juga:  Kasdam I/BB Terima Audiensi Rektor Universitas Sumatera Utara

Lebih lanjut Pangdam I/BB menyampaikan wawasan kebangsaan sudah dicetuskan oleh seluruh pemuda Indonesia dalam suatu tekad pada tahun 1928 yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda. perlu membangun kembali persatuan dan kesatuan Bangsa serta jiwa nasionalisme yaitu “Wawasan Kebangsaan”, dengan mencetuskan “Sumpah Pemuda” yang kemudian menjadi embrio dari wawasan kebangsaan yaitu “Satoe Noesa, Satoe Bangsa Dan Satoe Bahasa yaitu Indonesia”. Sesungguhnya wawasan kebangsaan perlu dipahami oleh seluruh lapisan Bangsa, bukan hanya oleh kelompok tertentu saja. Pada lingkungan internasional fenomena yg muncul adalah isu-isu global yang memuat nilai-nilai universal dan mengungguli nilai-nilai nasional. Bangsa indonesia adalah kumpulan dari 500-an suku Bangsa dengan 1.025 ‘Tapak’ budayanya yang mendiami 17.504 pulau di wilayah NKRI yang luasnya 1.922.570 Km². Bangsa Indonesia lahir dari persamaan kebangsaan Indonesia kehendak untuk hidup bersatu di tanah air indonesia, sebagai satu Bangsa untuk bersama-sama berjuang untuk mencapai cita-cita kebangsaan. Tanda-tanda kehancuran Bangsa dan negara yaitu : Konflik elit yang berkepanjangan. Krisis ekonomi yang tidak terselesaikan. Bangkitnya semangat tribalisme yangg berlebihan, pudarnya wawasan kebangsaan dan nasionalisme. Tidak berperannya ideologi sebagai pemersatu Bangsa. Hancurnya soliditas angkatan bersenjata. Perlu diingat bersama
bahwa Bangsa Indonesia ada karena adanya Sumpah Pemuda. Negara Indonesia ada karena adanya Pancasila. Rasa kebangsaan, suatu perasaan rakyat, masyrakat dan Bangsa terhadap kondisi Bangsa Indonesia menuju cita-cita Bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Baca juga:  Pangdam I/BB Kebut Vaksinasi Massal Covid-19

Hadir dalam dialog tesebut Kabinda Provsu, Kasdam I/BB, Asisten I Pemprov Sumut, Kadis Nakertrans Provsu, Para Rektor Universitas Sewilayah Medan, Irdam I/BB, Asrendam I/BB, Para Asisten Kasdam I/BB, Para Kabalakdam I/BB dan Para Ketua Tohoh Agama serta Para Ketua Tokoh Masyarakat/OKP.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel