TNI AD – Banda Aceh. Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Moch. Fachrudin, S.Sos., menghadiri acara memperingati 12 tahun perjanjian damai MoU ( Memorandum of Understanding) Helsinki di Blang Padang, Banda Aceh, Selasa (15/8/2017).
Pada kesempatan tersebut, Pangdam bersama Pemerintah Aceh menyantuni 1.277 anak yatim. Santunan itu diberikan secara simbolis oleh Pangdam IM, Wali Nangroe Tgk Malik Mahmud Alhaythar dan Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
Pemberian santunan tersebut berlangsung dalam acara seremonial peringatan 12 tahun Perdamaian Aceh di Blang Padang, Banda Aceh, Selasa (15/8/2017).
Wagub dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam upaya mewujudkan perdamaian di Aceh.
“Semua pencapaian ini tidak boleh membuat kita puas, sebab tantangan untuk merawat, melestarikan dan mengisi perdamaian masih cukup berat. Masih banyak PR yang harus kita tuntaskan,” terang Wagub.
Lebih lanjut Wagub mengatakan bahwa banyak pengalaman dan pembelajaran yang bisa dipetik, dalam perjalanan 12 tahun perdamaian di Aceh. “Selama perjalanan tersebut, masyarakat telah merasakan betapa situasi kondusif sangat berimbas positif bagi kehidupan dan pembangunan Aceh secara keseluruhan,” ujar Wagub.
“Kini Aceh sangat kondusif, dimana penghormatan terhadap hak sipil dan politik rakyat semakin meningkat dan berkualitas.Tak heran jika Badan Pusat Statistik (BPS) pernah memposisikan Aceh sebagai wilayah dengan indeks demokrasi tertinggi di Indonesia,” ungkap Wagub.
Selain itu, sambung Wagub, dalam bidang keterbukaan informasi, Pemerintah Aceh selama tiga tahun ini telah mendapatkan penghargaan sebagai lembaga dengan Indeks Keterbukaan Informasi terbaik di Tanah Air.
Demikian juga dalam hal pengelolaan keuangan, dua tahun terakhir ini Pemerintah Aceh mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).
“Sementara itu, dalam bidang investasi, perlahan tapi pasti, realisasi investasi mulai menanjak meski belum pada tahap memuaskan. Terhadap semua ini tentu kita harus memberi apresiasi kepada Pemerintahan Aceh sebelumnya yang telah berkolaborasi bersama DPRA untuk membangun Aceh. Semoga, mulai titik ini kita bisa bekerja lebih baik lagi,” ujar Wagub.
Dalam kesempatan tersebut, Wagub juga berpesan agar berbagai pencapaian ini tidak membuat masyarakat Aceh berpuas diri, karena tantangan untuk merawat, melestarikan dan mengisi perdamaian masih cukup berat.
“Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita tuntaskan, di antaranya soal kemiskinan. Tingkat kemiskinan di Aceh masih relatif tinggi, mencapai 16,8 persen dan tingkat pengangguran mencapai 7,39 persen, angka ini masih di atas rata-rata nasional. Belum lagi kualitas kesehatan dan pendidikan yang belum memuaskan. Semua itu merupakan tantangan yang harus kita hadapi bersama,” pungkas Wagub.