Universitas Indonesia (UI) menggelar Kuliah Umum oleh Pangkostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo bertajuk “Peran Pemuda dalam Menghadapi Proxy War” pada Senin (10/3) di Balai Sidang UI kampus Depok. Rektor UI Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met yang di wakili Wakil Rektor UI. Prof Bambang Wibawarta beserta ratusan mahasiswa UI dari berbagai jurusan turut menyaksikan kuliah umum tersebut.
Dalam kuliah umumnya, Letjen TNI Gatot Nurmantyo memaparkan sifat dan karakteristik perang telah bergeser seiring perkembangan teknologi. Di masa yang akan datang, dimana energi fosil pada tahun 2043 akan habis dan digantikan dengan bio energi, sasaran konflik akan mengarah pada lokasi sumber pangan yang sekaligus merupakan sumber energi. Indonesia sebagai salah satu negara ekuator yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun akan menjadi arena persaingan kepentingan nasional berbagai negara. Untuk itu, diperlukan langkah antisipasi dan persiapan yang matang agar bangsa Indonesia mampu menjamin tetap tegaknya keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Bertambah pesatnya populasi penduduk dunia yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan, air bersih dan energi akan menjadi pemicu munculnya konflik-konflik baru. Dengan adanya tuntutan kepentingan kelompok telah menciptakan perang-perang jenis baru diantaranya perang asimetris, perang hibrida dan perang proxy sehingga kemungkinan terjadinya perang konvensional antar dua negara dewasa ini semakin kecil. Perang Proxy atau Proxy War merupakan perang antara dua pihak yang tidak saling berhadap-hadapan namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh. Perang proxy tidak dapat dikenali secara jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh menggunakan dan mengendalikan actor non state. Indikasi adanya Proxy War diantaranya Gerakan separatis, Demonstrasi massa dan Bentrok antar kelompok.
Pemuda sebagai tulang punggung bangsa harus menyadari bermacam tantangan dan ancaman bangsa tersebut untuk kemudian bersatu padu dan bersinergi menjaga keselamatan bangsa dan negara. Sejumlah aksi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk menangkal proxy war diantaranya dengan selalu mengidentifikasi dan mengenali masalah, ahli dalam bidang disiplin ilmu masing-masing, melakukan gerakan pemuda berbasis wirausaha, dan mengadakan komunitas belajar serta merintis program pembangunan karakter. Intinya yang terbaik adalah “Back to basic”, mengerti bahwa cinta dan peduli akan kepentingan negara harus menjadi kepentingan tertinggi diatas kepentingan segala-galanya. Dengan demikian, para mahasiswa dapat menjadi warrior-warrior dalam proxy war sekaligus pengawal bangsa ini dengan bertindak sebagai agen perubahan. Akhirnya Pangkostrad mengajak generasi muda Indonesia untuk mempersiapkan diri dan bahu-membahu antar komponen bangsa dalam melaksanakan dan menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan negara dengan niat tulus ikhlas hanya untuk memberikan pengabdian terbaik kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai bersama.
Dalam sambutannya, Rektor UI Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met yang diwakili Wakil Rektor UI. Prof Bambang Wibawarta menyampaikan UI sebagai sebuah institusi pendidikan mendukung sepenuhnya kegiatan kuliah umum ini karena dapat memotivasi mahasiswa selaku generasi muda untuk menjadi agen perubahan menuju Indonesia yang lebih baik. Selain itu dapat mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman bangsa dengan mempersiapkan kualitas diri sesuai bidang ilmu masing-masing.
Diharapkan melalui kuliah umum ini, para mahasiswa yang merupakan kekuatan terbesar bangsa mampu memperkuat diri dan menyatukan tekad untuk mengawal program pembangunan nasional dengan cara menjaga stabilitas negara serta menyebarkan energi sosial ini kepada seluruh komponen bangsa. Selain itu dapat memicu para mahasiswa untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup, keahlian dan keterampilan sesuai bidangnya, wawasan yang luas serta menyiapkan diri dengan pengalaman nyata di lapangan untuk membentuk karakter individu yang kuat dan berwawasan kebangsaan sehingga pada akhirnya akan mampu melawan dan menghancurkan proxy war di Indonesia.