BOGOR, tniad.mil.id – Dalam setiap pelaksanaan misi pemeliharaan perdamaian PBB, harus dapat menjaga nama baik Indonesia, menjaga sopan santun, dan menghargai budaya di wilayah yang menjadi tempat penugasan prajurit TNI.
Demikian penyampaian Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. kepada para wartawan, usai upacara pemberangkatan Satuan Tugas (Satgas) Rapidly Deployable Battalion (RDB) Mission de L’Organisation des Nations Unies pour La Stabilisation en Republique Democratique du Congo (Monusco) Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-A/Congo dan Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-K United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) di Lapangan Canti Dharma, Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Jawa Barat (Jabar), Jumat (31/8/2018).
Menurut Panglima TNI, Satgas yang secara resmi diberangkatkan oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo tersebut telah dipersiapkan dengan diberikan pembekalan, terutama pengenalan wilayah tugas, dan bebagai materi penugasan lainnya sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB.
Lebih lanjut dikatakan, Satgas RDB Monusco Konga XXXIX-A/Congo yang diberangkatkan berkekuatan 850 personel, terdiri dari 644 personel TNI AD, 135 TNI AL, dan 71 TNI AU. Sedangkan Satgas MTF TNI Konga XXVIII-K/UNIFIL beranggotakan 120 prajurit TNI AL yang mengawaki KRI Sultan Hasanuddin-366.
Pemberangkatan kedua Satgas tersebut dalam rangka memenuhi target 4000 personel pemelihara perdamaian, yang saat ini telah mencapai 3578 personel.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. juga menyampaikan secara garis besar tugas Satgas RDB Monusco Konga XXXIX-A/Congo dan Satgas MTF TNI Konga XXVIII-K/UNIFIL.
“Satgas RDB Monusco Konga XXXIX-A/Congo memiliki tugas utama saat ini untuk mengamankan pemilihan umum yang akan dilaksanakan di Kongo pada bulan November 2018. Adapun Satgas MTF TNI Konga XXVIII-K/UNIFIL bertugas untuk melaksanakan pengamanan wilayah laut di Lebanon,” katanya. Sebelumnya, juga telah ditempatkan Satgas Kompi Zeni di daerah Coma, salah satu wilayah di Kongo.
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., keistimewaan kedua Satgas tersebut terletak pada Alutsista yang digunakan, yakni kendaraan tempur (Ranpur) Anoa dan Komodo, serta senjata organik adalah buatan dalam negeri.