
TNI AD – Jakarta. Pancasila diambil dari intisasi nilai-nilai luhur bangsa, budaya masing-masing daerah dan kearifan lokal, seperti toleransi beragama, suku, ras dan antar golongan, karena Pancasila merupakan konsensus pemersatu bangsa yang majemuk.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ketika menjadi pembicara pada acara Focus Group Discussion (FGD) Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI, bertempat di Ruang Rapat Pleno FPKS DPR RI, Gedung Nusantara I Lantai 3, Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2017).
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, untuk menjaga Pancasila sebagai pemersatu bangsa harus dikuatkan dengan keberagaman agama, suku, bahasa, budaya dan budi pekerti. “Ini harus kita hidupkan, sehingga setiap manusia di Indonesia harus ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,” tegasnya.
“Pancasila sudah terbukti sebagai warisan yang dibuat dengan nuansa kebatinan, karena kecintaan yang luar biasa untuk menyiapkan anak cucu kita selaku bangsa Indonesia agar bisa selamat. Hal ini sudah terbukti dalam perkembangan era globalisasi saat ini,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Panglima TNI menyampaikan, kompetisi global disebabkan oleh perkembangan penduduk dunia yang luar biasa dan semakin hari semakin bertambah, sedangkan kebutuhan sumber daya alam berupa energi dan pangan semakin berkurang. “Konflik antar negara di seluruh dunia saat ini dilatarbelakangi perebutan energi dan pangan. Ke depan, konflik di dunia akan bergeser ke daerah ekuator salah satunya Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut Panglima TNI mengungkapkan, bangsa Indonesia adalah bangsa patriot yang berjiwa ksatria. Rakyat Indonesia juga memiliki karakter gotong-royong yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. “Rakyat Indonesia akan melawan, bila ada yang mengusik rasa kebangsaannya, karena di tubuhnya mengalir darah ksatria. Ini dibuktikan bahwa setiap suku bangsa Indonesia memiliki tarian perang dan senjata perang untuk mempertahankan diri,” pungkasnya.