Ternyata Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo juga punya perhatian terhadap sepakbola. Makanya, dia menggagas Turnamen Sepakbola Piala Jenderal Sudirman untuk mengisi kekosongan kompetisi. Turnamen ini dalam rangka memperingati HUT TNI ke 70 dan semangat untuk meneruskan kembali roda kompetisi setelah usai Turnamen Piala Presiden, kata Gatot Nurmantyo yang juga Ketua Dewan Pelindung Turnamen kepada wartawan di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Senin, tanggal 26 Oktober 2015.
Untuk pagelaran Turnamen yang mengambil titel Indonesian Championship Jenderal Sudirman Cup dipastikan digelar 14 Nopember 2015, Gatot mengaku sudah berkomunikasi dengan Presiden PSSI La Nyalla Mattalitti. Saya sudah koordinasi dengan La Nyalla untuk melaksanakan pertandingan, ujarnya.
Hal ini juga diamini oleh CEO Mahaka Sports and Entertainment, Hasani Abdul Gani. Hasani tampak berharap turnamen dipimpin wasit PSSI walau sebelumnya punya hubungan tidak enak dengan organisasi sepak bola Indonesia tersebut. Untuk Piala Jenderal Sudirman, kami murni memakai regulasi turnamen, tidak harus memakai regulasi federasi. Tapi keberadaan federasi lebih ke perangkat pertandingan yaitu wasit. Kami tentu tidak ingin wasit di bawah kualitas. Ini penting supaya standar pertandingan bagus dan penonton menikmati pertandingan yang bagus, katanya.
Terkait keluhan PSSI yang merasa Mahaka tidak komitmen, Hasani menyampaikan permohonan maafnya. Saya manusia dan memiliki kelemahan dan tidak mungkin membahagiakan semua pihak. Saya sudah meminta maaf secara pribadi dan mengirim pesan ke beliau, jelasnya. Sebanyak 15 tim direncanakan ikut, di mana 14 di antaranya merupakan klub ISL dan satu PS TNI. Menurut Hasani, hadiah di turnamen ini 100 persen dari swasta dan tidak pakai uang negara. Kami usahakan dananya murni dari sponsor apalagi sepak bola Indonesia pantas dijual, tegasnya.
Itu dijelaskannya setelah Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut nilai nominal uang hadiah. Klub yang menjadi juara akan mendapat 2,5 miliar rupiah, runnerup dapatkan uang sebesar 1,5 miliar rupiah. Tim yang kalah di semifinal tidak diadu dan mendapat Rp 500 juta. Artinya, turnamen ini tak akan ada laga perebutan posisi ketiga seperti di Piala Presiden 2015 lalu.
Hadiah yang menentukan kami. Total 2,5 miliar untuk juara dan 1,5 miliar untuk runner-up. Lewat turnamen ini kami berharap menghibur masyarakat dan menghidupi klub yang ada. Semoga sepak bola nasional bergairah dan menghibur, jelas Gatot Nurmantyo. (Sumber: HU Suara Karya)