TNI AD – (Puspen TNI). Tidak akan ada Ulama Indonesia yang mempunyai pikiran dan berkeinginan merubah Pancasila yang merupakan Ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena kemerdekaan Republik Indonesia ini direbut oleh seluruh komponen bangsa termasuk para Ulama, Kyai dan Santri.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan ceramah “Tausiyah Kebangsaan” dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72 tahun 2017, dihadiri sekitar 20.252 orang dari kalangan Ulama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Santri serta masyarakat, bertempat di Wisma Perdamaian Gubernur, Jl. Tugu Muda Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/8/2017).
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan bersama para pendiri bangsa dalam merumuskan ideologi negara. “Pancasila itu sudah final, tidak boleh dirubah lagi. Kalau ada Ulama atau pihak-pihak yang akan merubah Pancasila dengan ideologi lain, mereka pasti orang-orang yang sudah disusupi dari luar dan dibayar untuk merusak atau memecah belah bangsa Indonesia,” tegasnya.
Panglima TNI menyampaikan, Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dari nilai-nilai luhur dan budaya bangsa Indonesia termasuk didalamnya nilai-nilai religius (ketuhanan) yang disepakati oleh para pemuka agama pada awal kemerdekaan. “Alangkah anehnya kalau sekarang tiba-tiba muncul oknum dengan berpakaian ulama, tetapi bahasanya mempengaruhi masyarakat ingin merubah Pancasila. “Ini perlu kita waspadai. Pasti itu bukan Ulama Indonesia, melainkan Ulama dari luar yang dibayar untuk merusak Pancasila dan keutuhan NKRI,” tegasnya.
“Bangsa Indonesia adalah bangsa patriot yang berjiwa ksatria. Rakyat Indonesia juga memiliki karakter gotong royong, yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. “Rakyat Indonesia akan melawan, bila ada yang mengusik rasa kebangsaannya, karena di tubuhnya mengalir darah ksatria yang dibuktikan dengan setiap suku bangsa Indonesia memiliki tarian perang dan senjata perang untuk mempertahankan diri,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Panglima TNI menuturkan, perjuangan rakyat yang beratus-ratus tahun lamanya tidak membuahkan hasil, karena masih bersifat kedaerahan. “Para pejuang, tokoh agama dan pemuda menyadari hal itu, maka muncul rasa persatuan dan kesatuan dalam perjuangan hingga lahir Sumpah Pemuda tahun 1928 dan hanya memerlukan waktu 17 tahun kemerdekaan Indonesia bisa direbut,” tandasnya.