Saat berbuka puasa bersama wartawan hari Selasa tanggal 7 Juli 2015, di Mabes TNI Cilangkap, Panglima TNI Jenderal Moeldoko memberikan bocoran sejumlah nama kandidat Kepala Staf TNI Angkatan Darat pengganti Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Menurut dia, ada empat Jenderal bintang tiga (Letnan Jenderal) yang berpeluang menempati posisi tersebut.
Namun, saat itu Moeldoko tidak menyebutkan identitas Letnan Jenderal yang berpotensi menjabat KSAD. Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1981 ini hanya mengatakan. Tapi, memang ada satu yang terlalu senior dan menjelang pensiun di Kodiklat (yang dimaksud adalah Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus, alumnus Akademi Militer 1981). Ada beberapa lagi Letnan Jenderal yang bisa menjadi KSAD.
Sejumlah nama calon KSAD ini kemudian diperinci oleh Kapuspen TNI Mayjen TNI Fuad Basya. Fuad menyebutkan nama-nama Jenderal bintang tiga di jajaran TNI Angkatan Darat. Mereka adalah Sekjen Kementerian Pertahanan Letjen TNI Ediwan Prabowo (Akmil 1984), Inspektur Jenderal TNI Letjen TNI Syafril Mahyudin (Akmil 1982), Wakil Kepala Staf TNI AD Letjen TNI M Munir (Akmil 1983), dan Panglima Kostrad Letjen TNI Mulyono (Akmil 1983). Selain itu ada Sekjen Dewan Ketahanan Nasional Letjen TNI Waris (Akmil 1981) dan Komandan Sesko TNI Letjen TNI Sony Widjaja (Akmil 1982).
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang akan menjabat sebagai Panglima TNI menuturkan, semua Jenderal bintang tiga di jajaran TNI AD berpeluang menjadi KSAD. Siapa pun itu, semua Jenderal bintang tiga TNI AD memiliki peluang yang sama untuk menjadi calon KSAD, katanya kepada Harian Umum Kompas tanggal 9 Juli 2015.
Prospek
Penentuan nama calon KSAD akan melalui sejumlah prosedur. Gatot akan memimpin Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) TNI yang akan bersidang membahas tentang calon KSAD. Wanjakti akan memilih sejumlah nama untuk diusulkan kepada Presiden sebagai KSAD.
Sejumlah pertimbangan ditengarai akan diambil Wanjakti dalam memilih calon KSAD, seperti pengalaman tugas dan waktu pensiun.
Namun, menarik untuk melihat prospek para Letnan Jenderal yang akan menggantikan Gatot, dengan melihat jejaring penugasan dan hubungan senior yunior dengan Gatot yang merupakan lulusan Akmil 1982.
Hubungan senior yunior cukup penting di TNI, termasuk TNI AD. Sebagai contoh, ketika Gatot mendapat promosi menjadi Gubernur Akademi Militer, dia berziarah ke makam Jenderal (Purn) Edi Sudrajat di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.
Saya waktu Letnan Dua jadi ajudan beliau. Saya belajar banyak dari Pak Edi dan berjanji kalau bisa dapat pangkat Jenderal saya akan ziarah. Demikian pula setiap dapat promosi saya akan ziarah ke beliau, kata Gatot yang ditemui seusai berziarah di TMP Kalibata beberapa tahun silam sebelum menjabat Gubernur Akmil (2009-2010).
Kedekatan hubungan semasa penugasan juga memegang peran penting dan biasanya akan berlanjut dalam jangka panjang. Pola relasi pengasuh dan taruna juga menjadi salah satu faktor tumbuhnya kepercayaan dan kerja sama. Sebagai contoh, mantan KSAD Jenderal (Purn) Budiman pernah jadi pengasuh Mayor Jenderal TNI Andika Perkasa yang kini jadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden.
Menilik relasi hubungan sesama angkatan, adik dan kakak tingkat, serta relasi pengasuh, menarik menimbang rekam jejak kerja Gatot. Hubungan semasa taruna, kedinasan dan tugas operasi kerap jadi faktor penentu kerja-kerja di tingkat elite serta pemilihan para perwira yang diharapkan dapat menerjemahkan keinginan pimpinan.
Tugas
Gatot pernah bertugas di Merauke dan Jayapura, Papua. Gatot Nurmantyo juga berkarya di Kodam V/Brawijaya dan Divisi II Kostrad yang bermarkas di Malang, Jawa Timur.
Gatot mengawali karier di Batalyon Infanteri 315/Garuda, Batalyon Infanteri 320/Badak Putih, dan Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana sebagai perwira yunior. Gatot menjadi ajudan Edi Sudrajat saat dia menjabat Pangdam III/Siliwangi.
Gatot berkisah, setelah itu dia ditantang Edi Sudrajat untuk merintis pembangunan Pusat Latihan Tempur Baturaja di Sumatera Selatan. Karier Gatot melesat sejak menjadi Komandan Batalyon Infanteri 731/Kabaresi di Maluku. Dia lalu menjabat Dandim 1707/Merauke dan Dandim 1701/Jayapura. Selanjutnya, dia kembali berkiprah di Pulau Jawa. Setelah menjadi Danrem 061/Suryakencana di Bogor, dia menjadi Kepala Staf Divisi II Kostrad hingga kemudian kariernya terus melejit.
Bisa diperkirakan, Gatot punya hubungan atau pernah berurusan dengan teman seangkatan atau para yuniornya yang pernah berdinas di tempat-tempat dia pernah bertugas. Hal ini bukan masalah kroni, melainkan persaudaraan yang dalam dunia militer digembleng dalam kebersamaan saat suka dan duka.
Dari ukuran-ukuran tersebut, bisa dilihat bibit-bebet-bobot dalam memilih KSAD baru yang tentunya diharapkan bisa bekerja sama baik dengan Gatot saat menjabat sebagai Panglima TNI. KSAD pengganti Gatot bisa teman satu angkatan, adik angkatan, dan sangat kecil kemungkinan kakak angkatan Gatot.
Selain berbagai pertimbangan tersebut, dalam tatanan demokrasi modern, Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti berharap ada sosok reformis sebagai KSAD. Reformasi TNI harus berlanjut. KSAD harus bersih dari dugaan korupsi, pelanggaran HAM, dan tidak menoleransi percaloan alutsista serta mampu membenahi kultur TNI agar lebih profesional, taat hukum, dan menghormati hak asasi manusia, katanya.
Jenderal TNI (Purn) Subagyo Hadi Siswoyo (1998-1999), Lahir: Kota DI Yogyakarta Jawa Tengah, 12 Juni 1946, Angkatan: Akabri 1970, Jabatan sebelum KSAD: Dan Kopassus (1994-1995), Pangdam IV/Diponegoro (1995-1997) dan Wakil KSAD (1997-1998).
Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto (1999-2000), Lahir: Magelang Jawa Tengah, 14 November 1948, Angkatan: Akabri 1970, Jabatan sebelum KSAD: Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAD (1996-1998), Panglima ke-23 Kodam IV/Diponegoro (1998-1999) dan Kepala Badan Intelijen (NA) ABRI (1999-1999).
Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto2000-2002), Lahir: Purworejo Jawa Tengah, 29 April 1947, Angkatan: Akabri 1971, Jabatan sebelum KSAD: Dan Paspampres (1997-1998), Asops Kasum ABRI (1998-2000) dan Wakil KSAD (2000).
Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu (2002-2005), Lahir: Kota Palembang Sumatera Selatan, 21 April 1950, Angkatan: Akabri 1974, Jabatan sebelum KSAD: Kepala Staf Kostrad (1998-1998), Pangdam Jaya (1999-2000), Pangdam V/Brawijaya (1999-1999), dan Pangkostrad (2000-2002).
Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso (2005-2007), Lahir: Solo Jawa Tengah, 8 September 1952, Angkatan: Akabri 1975, Jabatan sebelum KSAD: Pangdivif 2 Kostrad (2001), Pangdam XVI/Pattimura merangkap Pangkoops Pemulihan Keamanan di Maluku (2002-2003), Pangdam Jaya DKI Jakarta (2003-2004) dan Wakil KSAD (2004-2005).
Jenderal TNI (Purn) Agustadi Sasongko Purnomo (2007-2009), Lahir: Kota Surabaya Jawa Timur, 6 Agustus 1952, Angkatan: Akabri 1974, Jabatan sebelum KSAD: Pangdivif 2/Kostrad, Pangdam XVI/Pattimura, Pangdam Jaya (2004-2006) dan Sesmenko Polhukam (2006-2007).
Jenderal TNI (Purn) George Toisutta (2009-2011), Lahir: Kota Makassar Sulawesi Selatan, 1 Juni 1953, Angkatan: Akabri 1976, Jabatan sebelum KSAD: Panglima Divisi Infanteri I Kostrad (2001), Pangdam XVII/Trikora (2005), Pangdam Ill/Siliwangi, Bandung (2006-2007) dan Panglima Kostrad (2007).
Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo (2011-2013), Lahir: Kota Magelang Jawa Tengah, 5 Mei 1955, Angkatan: Akabri 1955, Angkatan: Akabri 1980, Jabatan sebelum KSAD: Wakil Komandan Jenderal Kopassus (2005), Kepala Staf Daerah Militer IV/Diponegoro (2007), Komandan Jenderal Kopassus (2008), Pangdam III/Siliwangi (2009-2010) dan Pangkostrad (2010-2011).
Jenderal TNI Moeldoko (2013), Lahir: Kota Kediri Jawa Timur, 8 Juli 1957, Angkatan: Akabri 1981, Jabatan sebelum KSAD: Panglima Divisi Infanteri l/Kostrad (2010), Panglima Kodam Xll/Tanjungpura (2010), Panglima Kodam Ill/Siliwangi (2010), Wakil Gubernur Lemhannas (2011), dan Wakasad (2013)
Jenderal TNI (Purn) Budiman (2013-2014, Lahir: Jakarta, 25 September 1956, Angkatan: Akabri 1978, Jabatan sebelum KSAD: Pangdam IV/Diponegoro(2009), Dankodiklat TNI AD(2010), Wakasad tahun (2011), dan Sekjen Kemenhan (2013).
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (2014-2015), Lahir: Tegal Jawa Tengah, 13 Maret 1960, Angkatan: Akabri 1982, Jabatan: Gubernur Akmil (2009-2010) Pangdam V/Brawijaya (2010-2011), Dankodiklat TNI AD (2011-2013) dan Pangkostrad (2013-2014). (Sumber: HU Seputar Indonesia)