Skip to main content
Berita Satuan

Patroli Khusus Satgas RDB MONUSCO, Cegah Pertikaian Antar Suku

Dibaca: 27 Oleh 03 Jun 2019Maret 30th, 2020Tidak ada komentar
IMG-20190603-WA0019
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

JAKARTA, tniad.mil.id –
Patroli khusus yang dilakukan Satgas Indo RDB, telah mendamaikan dua kelompok etnis yang bertikai yaitu etnis Bafullero dan etnis Twa yang berada di wilayah Desa Kisonja, Propinsi Tanganyika.

Hal tersebut disampaikan Dansatgas TNI Konga XXXIX-A/RDB MONUSCO Kolonel Inf Dwi Sasongko, dalam rilis tertulisnya di Republik Demokratik Kongo. Senin (3/6/2019).

Diungkapkan Dansatgas, kegiatan mediasi dan mendamaikan dua etnis tersebut. Dipimpin langsung Komandan Kompi B Mayor Inf Nuriman Siswandi dengan menggelar patrol khusus di Area of Responsibility (AOR) Combat Operation Base (COB) Bendera.

“Dengan kekuatan 35 personel yang dipimpin langsung oleh Danki B Mayor Inf Nuriman Siswandi tersebut, bergerak menuju Desa Kisonja yang berjarak sekitar 62 Km dari COB Bendera.” ungkap Dwi.

“Kehadiran Kompi B Satgas Indo RDB di Desa Kisonja tersebut bertujuan untuk mencegah eskalasi yang lebih luas terhadap dampak yang ditimbulkan akibat perselisihan antara etnis Bufellero dan etnis Twa,” imbuhnya.

Kejadian pertikaian antara dua etnis ini, menurut Dwi, dilatarbelakangi oleh adanya pergantian Kepala Desa Kisonja bernama Issac kepada Kepala Desa yang baru bernama Elia, oleh ketua group Kepala Desa Kwabulangga.

Baca juga:  TNI Melalui Korem 042/Gapu terima 61 Pucuk Senjata Api Laras Panjang

“Pergantian tersebut disebabkan saudara Issac terbukti sebagai provokator perselisihan antara etnis Bufellero dan etnis Twa pada kejadian sebelumnya, sehingga kedua kelompok etnis tersebut saling menyerang,” terangnya.

Menurut ketua kelompok etnis Twa, awal pertikaian sebenarnya dimulai pada tahun 2017, dimana etnis Twa dan Bufellero saling menyerang dan mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dari kedua belah pihak. Sementara itu dari kelompok Bufellero menerangkan bahwa pertikaian dan saling serang antara keduanya menyebabkan penderitaan yang sangat berat.

Perselisihan tersebut, berlangsung selama dua tahun dan dapat diselesaikan pada Februari 2019 saat Satgas Indo RDB mendirikan Standing Combat Deployment (SCD) di Desa Kisonja.

“Keberadaan SCD di Desa Kisonja mampu menfasilitasi dan mendamaikan pertikaian di antara kedua etnis tersebut, dengan cara mempertemukan ketua kelompok Bufellero Mr. Holo Holo dan ketua kelompok Twa Mr. Pygmee,” ucapnya.

“Hasil yang dicapai pada pertemuan tersebut adalah penandatanganan kesepakatan damai, kedua belah pihak berjanji untuk tidak saling serang, tidak mudah terprovokasi, dan apabila terdapat masalah akan dibicarakan bersama Satgas Indo RDB dan FARDC,” pungkasnya.

Baca juga:  Kadislitbangad Tinjau Workshop PT. Cipta Teknik Berjaya

Selanjutnya diutarakan Dwi, dengan melaksanakan patroli khusus dan mampu mendamaikan dua etnis yang bertikai. Satgas TNI Konga XXXIX-A/RDB MONUSCO telah melaksanakan mandatnya yaitu Protection of Civilian (POC) atau perlindungan warga sipil di daerah penugasan.

Hadir dalam kegiatan mediasi Kepala Desa Kwabulanga, Kepala Desa Kayumba, Kepala Desa Kisonja, Civil Society, Komandan kompi FARDC serta tokoh masyarakat lainnya. (Dispenad)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel