
Desain konstruksi jalan lebar total adalah 11 meter, badan jalan 6 meter, bahu jalan 3 meter (1,5 meter kanan dan kiri) serta drainase 2 meter (1 meter kanan dan kiri). Total tenaga yang dikerahkan jajaran Zeni Angkatan Darat sejumlah 394 orang personel dengan komposisi Pimpinan Organisasi Pelaksana 1 (POP-1) Mayor Czi Rahman Hakim yang terdiri dari Denzipur-13 /PPA Sorong dan Denzipur-12/OOH mengerjakan ruas jalan Wamena-Habema dan Habema-Mbua.
Sedangkan Pimpinan Organisasi Pelaksana 2 (POP-2) Letkol Czi Djoko Rahmanto dari Yonzipur-18/ YKN Kodam IX Udayana Bali mengerjakan ruas jalan Mbua-Mugi dan Mugi-Paro. Sementara Pimpinan Organisasi Pelaksana 3 (POP-3) Letkol Czi Fauzan Fadli, S.E., dari Yon Zikon-14 Lenteng Agung Jakarta, mengerjakan ruas jalan Paro-Kenyam dan Kenyam-Mamugu, dengan kekuatan tiap Pimpinan Organisasi Pelaksana POP berjumlah 107 personel dan dengan semangat dan motivasi kerja yang tinggi pekerjaan di tiap-tiap POP sudah bisa diselesaikan pekerjaanya 80 persen.
Hambatan yang dihadapi oleh personel TNI di lapangan yaitu sulitnya pendistribusian logistik berupa makanan, material, BBM dan lain-lain. Sementara pendistribusian terpaksa menggunakan helikopter karena medan sangat sulit dijangkau lewat jalur darat. Penggunaan helikopter juga tergantung pada kondisi cuaca yang terus menerus berubah.
Kegiatan pembangunan ruas jalan Wamena-Mamugu I dipimpin Dirziad Brigjen TNI Irwan dan Penanggung Jawab Operasional langsung di bawah pimpinan Kasad Jenderal TNI Mulyono.
Pembangunan infrastruktur ini diharapkan bisa membuka akses Wamena, Mbua, Paro, Kenyam, Batas Batu dan Mamugu menuju pantai selatan Papua. Pengerjaan akan dilakukan secara bertahap yakni berawal dari Mamugu-Batas Batu, kemudian Batas Batu-Mugi dan terakhir Mugi-Habema.
Dengan demikian secara alasanologis, pertanyaan mengenai apa alasan Presiden Jokowi didampingi Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat ketika meninjau proyek pembangunan Trans Papua ruas Wamena-Mamugu I telah terjawab.
Pembangunan Trans Papua ruas Wamena-Mamugu I dengan melibatkan TNI bukan atas kehendak TNI namun berdasar perintah dari Presiden Jokowi. Sementara alasan Presiden Jokowi sama sekali bukan mengembalikan dwi fungsi ABRI namun mendayagunakan potensi TNI untuk membangun ruas Wamena-Manugu I akibat medan yang terlalu berat untuk dikerjakan bukan para anggota TNI.
Dan pada hakikatnya segenap jerih payah upaya itu merupakan bagian dari pembangunan Papua demi meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua selaras cita-cita terluhur bangsa Indonesia: masyarakat adil dan makmur.[***]