Sebagai orang terpilih, tentunya akan merasa bangga bisa bertugas menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tanah Papua tercinta. Begitulah yang dirasakan salah satu prajurit Yonif 411/Raider Kostrad yang bermasrkas di Salatiga, Jawa Tengah bernama Prada Yustus Dolfinus Rembe, yang notabene adalah putra asli Papua.
Dalam debut perdana mengikuti Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG ini, Prada Yustus bersama rekan-rekan prajuritnya dipercayakan negara dan pimpinan TNI untuk menjaga tapal batas di sektor utara perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) tepatnya di Pos Wutung, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
“Ini suatu kebanggaan dan kehormatan bagi saya selaku putra asli Papua karena bisa bertugas di tanah Papua untuk pertama kalinya,” ucap Yustus.
Saat itu Prada Yustus tampak gagah mengenakan seragam loreng lengkap dengan senjata dan baret infanterinya. Aura militer begitu terpancar jelas dari raut bujang kelahiran Manokwari 19 Maret 1990 silam ini.
Namun Prada Yustus bercerita, darah militer sama sekali tak mengalir dalam tubuh kedua orang tuanya. Hanya saja Yustus kecil telah menanamkan cita-citanya untuk menjadi seorang tentara, karena melihat figur tentara yang penuh dedikasi terhadap bangsa dan negara serta memiliki kedisipilinan yang tinggi.
“Kalau keluarga saya sama sekali tak ada turunan tentara, bapak saya hanya seorang kontraktor, begitu juga dengan ibu saya orang swasta biasa. Tapi saya memang sudah kagum dengan profesi tentara. Sehingga sejak kecil saya bertekad supaya bisa jadi tentara kalau sudah besar. Dan puji Tuhan, cita-cita itu sudah terwujud,” ucap Yustus yang mengikuti pendidikan Secata di Rindam XVII/Cenderawasih tahun 2011.
Menurut Yustus, dirinya lulus Secata dari Rindam dan langsung dikirim sekolah Kostrad di Jakarta. “Lalu kemudian sekolah Raider dan langsung ditempatkan tugas organik di Yonif 411/Raider Kostrad ,” jelasnya.
Menurut Prada Yustus, tugas pengamanan perbatasan ini dikatakan sebagai sebuah kehormatan dan kebanggaaan, karena tak semua prajurit TNI diberi kepercayaan pimpinan TNI untuk melaksanakan tugas operasi pengamanan perbatasan di Papua.
“Dan kepercayaan ini merupakan kehormatan dan tugas mulia untuk dipertanggungjawabkan serta dilaksanakan dengan sebaik-baiknya bagi seorang prajurit. Apalagi penugasan ke daerah operasi seperti ini merupakan wujud nyata pengabdian dan kehormatan kepada negara dan bangsa, berdasarkan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit,” jelas Prada Yustus.
Menurut Prada Yustus, yang membanggakan dirinya, yakni sebagai putra asli Papua satu-satunya dari kesatuannya. “Ya bagi saya ini suatu kebanggaan tersendiri,” ungkap Yustus penuh semangat.
Tak hanya berakhir di Satgas Pamtas RI-PNG, Yustus pun berharap kelak impiannya untuk bergabung dalam pasukan perdamaian ke Lebanon atau biasa disebut pasukan topi baja biru bisa terwujud.
”Ya mudah-mudahan pulang dari Satgas Pamtas ini, Tuhan sayang dan kami bisa berangkat ke Libanon,” tandasnya.