Menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup, TNI beserta jajarannya dan masyarakat memelopori pembuatan berjuta-juta Lubang Resapan Biopori yang manfaatnya sangat besar bagi bumi/tanah maupun kehidupan masyarakat.
Dalam rangka memeriahkan Peringatan ke-69 TNI Tahun 2014, TNI telah memulai gerakan TNI pembuatan Lubang Resapan Biopori. Pembuatan lubang resapan biopori merupakan salah satu wujud dan upaya TNI untuk melestarikan lingkungan dan penghijauan, karena kehidupan dan aktivitas mikro organisme membuat tanah menjadi gembur dan subur.
Kegiatan pembuatan Lubang Resapan Biopori, telah dimulai oleh TNI sejak awal Agustus 2014 lalu dengan target 3.110.000 dan hingga saat ini sudah mencapai 8.526.486 lubang. Meski sudah melampaui target, TNI akan terus melaksanakan kegiatan secara terus menerus dan berkelanjutan. Kegiatan pembuatan lubang resapan biopori ini merupakan salah satu contoh sederhana yang baik, murah dan mudah untuk diterapkan di lingkungan masyarakat karena manfaatnya besar bagi masyarakat itu sendiri maupun lingkungan.
Seperti kita ketahui, kerusakan lingkungan yang terus menerus terhadap hutan tropis di Indonesia menjadi salah satu pemicu utama terjadinya pemanasan global akibat perilaku negatif masyarakat seperti membuang sampah maupun limbah pabrik sembarangan, betonisasi tanah dan pengurangan area resapan air yang berdampak pada perusakan lapisan ozon, tanah dan air sehingga bencana banjir dan kekeringan sering tejadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Pemerintah telah berupaya optimal melalui pencanangan penanaman satu milyar pohon guna mengembalikan kondisi lingkungan di Indonesia agar ke depan dapat kembali hijau dan menjadi paru-paru dunia. Namun upaya ini tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh seluruh elemen masyarakat dan kesadaran yang tinggi dari seluruh rakyat akan pentingnya lingkungan hidup bagi mahluk di bumi ini.
Peresmian penutupan pembuatan lubang biopori ditutup oleh Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko didampingi Kepala Staf Angkatan pada Rabu (24/9) pukul 09.05 WIB melalui teleconference dengan para Pangkotama TNI diseluruh Indonesia.
Untuk wilayah Korem 071/Wk dan jajarannya, pembuatan lubang resapan biopori telah dilaksanakan diseluruh jajaran Korem 071/Wk. Selain membuat lubang resapan biopori, jajaran Korem 071/Wk telah mensosialisasikan kegiatan tersebut kepada masyarakat diwilayahnya masing-masing bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat.
Dari seluruh lubang resapan biopori Korem 071/Wk dan jajarannya ditargetkan sejumlah 262.000 lubang resapan biopori, dengan pencapaian melebihi target yang telah ditentukan yakni 262.182 lubang resapan biopori diseluruh wilayah jajaran Korem 071/Wk.
Makorem 071/Wk target 2000 lubang resapan biopori dengan pencapaian 2.050 lubang resapan biopori, Balak Aju Kodam IV/Dip jajaran Korem 071/Wk diantaranya Denzibang 04-04-01 target 1.500 pencapaian 1.500, Denkesyah 04-04-01 target 1.500 pencapaian 835, Ajenrem 071/Wk target 1000 pencapaian 584, Denpal B.04-12-01 target 1000 pencapaian 1000, Denbekang IV-44-01 target 1000 pencapaian 700, Denpom IV/1 target 1000 pencapaian 900, Pekas Gabrah 29 target 500 pencapaian 267, Denhubrem 071/Wk target 500 pencapaian 410.
Sedangkan untuk Kodim jajaran Korem 071/Wk yakni Kodim 0701/Bms dengan target 28.000 pencapaian 28.336, Kodim 0702/Pbg target 28.000 pencapaian 28.100, Kodim 0703/Clp target 28.000 pencapaian 28.150, Kodim 0704/Bna target 28.000 pencapaian 28.125, Kodim 0710/Pkl target 28.000 pencapaian 28.500, Kodim 0711/Pml 28.000 pencapaian 28.150, Kodim 0712/Tgl target 28.000 pencapaian 28.175, Kodim 0713/Bbs target 28.000 pencapaian 28.200, Kodim 0736/Btg target pencapaian 28.200.
Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R. Brata salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor.
Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama biopori.
Biopori memiliki segudang manfaat secara ekologi dan lingkungan, yaitu memperluas bidang penyerapan air, sebagai penanganan limbah organik, dan meningkatkan kesehatan tanah.
Biopori mampu meningkatkan daya penyerapan tanah terhadap air sehingga risiko terjadinya penggenangan air semakin kecil. Air yang tersimpan ini dapat menjaga kelembaban tanah bahkan di musim kemarau. Keunggulan ini dipercaya bermanfaat sebagai pencegah banjir. Dinding lubang biopori akan membentuk lubang-lubang kecil (pori-pori) yang mampu menyerap air. Sehingga dengan lubang berdiameter 10 cm dan kedalaman 100 cm, dengan perhitungan sederhana akan didapatkan bahwa lubang akan memiliki luas bidang penyerapan sebesar 3,220.13 cm2. Tanpa biopori, area tanah berdiameter 10 cm hanya memiliki luas bidang penyerapan 78 cm persegi. Biopori telah dibuat di berbagai tempat dengan tujuan untuk mengurangi risiko terjadinya genangan air. Biopori juga dibuat di daerah yang tidak memiliki risiko banjir. Biopori tersebut bermanfaat untuk menjaga keberadaan air tanah dan kelestarian mata air. Biopori menjadi alternatif penyerapan air hujan di kawasan yang memiliki lahan terbuka yang sempit.
Biopori juga dapat meningkatkan aktivitas organisme dan mikroorganisme tanah sehingga meningkatkan kesehatan tanah dan perakaran tumbuhan sekitar. Organisme dan mikrorganisme tanah memiliki peran penting dalam ekologi diantaranya sebagai detritivora dan pengikat nitrogen dari atmosfer. Pengikatan nitrogen mampu meningkatkan kadar nitrogen tanah sehingga penggunaan pupuk organik urea akan berkurang.