Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan komitmen untuk membangun kekuatan TNI dalam rangka mendukung visi poros maritim yang strategis sesuai perkembangan global dan regional.
Ia juga bertekad untuk meningkatkan profesionalitas prajurit yang selaras dengan kehidupan demokrasi yang berkembang, serta akan membangun hubungan kelembagaan dan sinergi kerja TNI dengan Polri, TNI dengan lembaga kementerian dan non kementerian dalam tugas operasi militer.
Komitmen ini ditegaskan Gatot seusai serah terima jabatan dari Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko di Plaza Mabes TNI pada hari Selasa tanggal 14 Juli 2015. Konsolidasi merupakan kelanjutan program Jenderal TNI Moeldoko, alutsista baru, doktrin diperbarui, interoperabilitas tiga matra dan kesadaran TNI lahir dari rakyat, berjuang untuk rakyat, dan mencintai rakyat. Kekuatan TNI adalah kedekatan dengan rakyat, kata Gatot.
Oleh karena itu, TNI akan meningkatkan kemampuan operasional satuan-satuan di jajaran TNI melalui optimalisasi interoperabilitas dalam rangka menghadapi segala bentuk ancaman, serta melaksanakan kebijakan poros maritim, dan menjaga sumber daya alam nasional.
Kelanjutan kasus di Gowa
Selanjutnya, mengenai kasus pembunuhan dan penusukan dua prajurit Kostrad di Gowa, Sulawesi Selatan pada tanggal 12 Juli 2015, Gatot menegaskan, peristiwa itu adalah perbuatan kriminal. Kalaupun ada keterlibatan oknum aparat dalam tindak kekerasan, merupakan perilaku oknum.
Dia yakin Polri akan profesional menangani kasus Gowa. Kejahatan yang terjadi di tempat gelap dan tidak ada saksi pun bisa diungkap polisi. Apalagi peristiwa pengeroyokan yang berujung pembunuhan ini terjadi di tempat keramaian. Biarkan polisi melakukan penyelidikan, pasti tersangka akan ditangkap, kata Gatot.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti mengungkapkan terkait kasus tersebut, Mabes Polri telah mengirim tim ke Sulsel. Kita tidak bisa menduga-duga siapa pelaku karena tim sedang bekerja, kata Badrodin.
Di Makassar, penyidik Polda Sulsel dan Barat telah memperoleh rekaman kamera pemantau atau CCTV terkait peristiwa penyerangan terhadap dua prajurit Kostrad TNI AD di Gowa. Rekaman itu akan dianalisis lebih jauh untuk membantu pengungkapan kasus tersebut.
Rekaman itu akan dibawa ke Jakarta untuk dianalisis lebih jauh, kata Kapolda Sulselbar Inspektur Jenderal (Pol) Anton Setiadji.
Anton menjelaskan, rekaman CCTV itu diharapkan akan membantu proses pengungkapan peristiwa itu, terutama untuk mengungkap pelaku penyerangan. Ia juga memerintahkan tim penyidik untuk memeriksa rekaman CCTV lain di sepanjang jalur yang diduga menjadi rute pelarian para pelaku seusai penyerangan itu. (Sumber: HU Kompas)