Skip to main content
Berita Satuan

Perintah Panglima TNI: Lumpuhkan Perusuh Pilpres

Dibaca: 504 Oleh 08 Jul 2014Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

PANGLIMA TNI Jenderal Moeldoko menjamin keamanan pelaksanaan Pemilihan Presi­den 2014. Jika ada yang berbuat kerusuhan, TNI tidak ragu me­lumpuhkannya.

Jajaran TNI dan Polri mela­kukan apel kesiapan pengama­nan Pemilihan Presiden 2014 di seluruh Indonesia, kemarin.

Di DKI Jakarta, apel dipimpin Panglima TNI, Jenderal Moel­doko, di Parkir Timur Senayan.

Tiga pesawat tempur F-16 berseliweran di langit Ibu Kota selama apel berlangsung. Satu Flight Falcon itu didatangkan dari Lanud Iswahjudi untuk stand by di Lanud Halim Perdanakusuma, mengamankan Ibu Kota selama pelaksanaan Pilpres 2014.

Panglima bersama tiga kepala staff TNI dan sejumlah petinggi TNI tiba di Parkir Timur Sena­yan menumpang helikopter dari Lanud Halim Perdanakusuma.

Pada apel kemarin, Panglima TNI mengeluarkan empat pe­rintah. Pertama, seluruh prajurit harus netral dan tidak memihak capres manapun.

“Dalam konteks politik harus netral. Untuk itu TNI harus te­gas dan tidak ragu-ragu. Apa­bila prajurit melihat hal-hal yang tidak baik, harus bertindak. Harus melakukan tindakan preventif sebelum terjadi se­suatu. Kalau harus melumpuh­kan, lumpuhkan tanpa harus mematikan,” perintah jenderal bintang empat itu.

Baca juga:  Pasca Bom Sarinah, Kodam Jaya Bantu Pengamanan Jakarta

Perintah kedua, TNI harus dapat memberikan rasa aman.

Ketiga, jalankan tugas tanpa ragu-ragu. Panglima TNI akan bertanggung jawab pe­nuh apa yang dilakukan oleh prajurit TNI demi keamanan masyarakat.

Perintah keempat, Moeldoko menegaskan kepada seluruh prajurit bahwa kendali operasi hanya ada satu, yaitu Panglima TNI dantidakada yang lain.

Panglima TNI yakin bahwa prajurit TNI dapat melaksana­kan tugas dengan baik. Untuk itu, masyarakat Indonesia tidak boleh ragu-ragu mengikuti pe­milu demi masa depan bangsa.

Moeldoko menegaskan ke­pada wartawan seusai apel, TNI akan mengambil langkah-lang­kah tertentu bila kondisi Pemi­lihan Presiden 2014 tidak aman.

Bila ada kevakuman penanga­nan oleh kepolisian, TNI tidak akan melakukan pembiarandemi tegaknya NKRI. Hal itu karena TNI tidak punyakepentingan politik apapun, “Masyarakat jangan meninggalkan Indonesia, karena TNI memberikan rasa aman kepada masyarakat.”

Dia juga menegaskan, TNI memberlakukan siaga 1 mulai tanggal 6 Juli hingga waktu yang belum bisa ditentukan. “Pengamanan kami siaga 1 mulai tanggal 6 Juli. Status di­cabut kalau situasi aman. Bisa sebulan, bisa berapapun lama­nya,” ujar Moeldoko.

Baca juga:  TNI Perketat Tes Uji Mental Ideologi Calon Prajurit

Apel di Parkir Timur Senayan diikuti para prajurit Kodam Jaya, Kostrad TNI AD, Marinir TNI AL, Kopassus TNI AD dan Paskhas TNI AU.

Panglima TNI lalu memerin­tahkan para komandan pasukan khusus untuk mengikrarkan sikap netral menjalankan tugas mengamankan Pilpres 2014 di hadapan masyarakat.

Kemudian, Danjen Kopassus TNI AD Mayjen Agus Sutomo, Komandan Korp Marinir TNI AL Mayjen Mar Faridz Washington, Dankorpaskhas TNI AU Marsekal Muda Harppin Odhe, dan Kasdam Jaya Brigjen TNI Teddy Laksamana pun secara bersama-sama mem­berikan ikrarnya. Mereka saling mengaitkan tangan.

“Kami menjalankan tugas secara netral, tegas, dan profe­sional,” ujar para komandan pasukan elite TNI ini lantang.(RMOL/FAZ),Sumber Koran: Rakyat Merdeka (08 Juli 2014/Selasa, Hal. 07)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel