Kita berjuang dua ratus lima puluh tahun tidak berhasil, tetapi begitu pemudanya bersatu, satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa Indonesia, bersatu semua dengan energi sosial kita berhasil dan menang. Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan ceramah pemantapan nilai-nilai kebangsaan pada Diklatnas Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Angkatan IV di Lemhannas RI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2016).
Dalam ceramahnya yang mengangkat tema “ Memahami ancaman, menyadari jati diri dan solusi mewujudkan Indonesia sebagai bangsa pemenang” Panglima TNI mengatakan, salah satu solusi kongkrit dari berbagai potensi permasalahan global adalah persatuan para pemuda Indonesia.
“Pemuda harus menjadi pemersatu benteng terdepan NKRI dan mewujudkan Indonesia menjadi negara agraris, negara maritim dan negara industri serta melalui cara gotong royong”, tutur Panglima TNI.
Panglima TNI menjelaskan, tanpa disadari berbagai macam metode dan pola proxy war berpotensi tumbuh subur seiring bergesernya kepentingan energi pada negara-negara penghasil sumber daya hayati.
“Bayangkan 9,8 milyar akan mencari makan di sekitar equator, ini sangat berbahaya, perang masa kini berlatar belakang energi dimana konflik arab spring akan bergeser kesini, akibat merebutkan lahan equator. Daerah ini kaya akan energi, pangan dan air”, ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, perubahan tatanan budaya ekonomi dalam masyarakat menjadi pemicu awal terjadinya kompetisi global dimana masing masing negara berkompetisi secara ketat dan cenderung tidak sehat.
“Inilah ancaman Indonesia saat ini dimana perubahan drastis gaya hidup dan modernisasi mulai terjadi sekarang, hal ini menyebabkan resesi ekonomi dan depresi ekonomi dan terjadi krisis ekonomi di dunia, dimana hal ini akan menambah tingkat kejahatan,” imbuh Panglima TNI.
Menanggapi penuntasan pemberantasan terorisme, Panglima TNI menyampaikan bahwa diperlukan pedoman konstitusional sebagai dasar melangkah untuk dapat bertindak secara preventif.
“Undang-Undang teroris yang ada menyebabkan teroris merasa aman di Indonesia, karena tindakan teroris berbuat dulu baru kena pidana. Resolusi Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa teroris tidak sama dengan aksi kriminal karena mengancam suatu negara dan keamanan individu, keamanan nasional, perdamain dunia dan ekonomi sehingga dapat dikatakan kejahatan negara,” jelas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Optimisme positif harus terus dibangun dengan disertai ide-ide kreatif pemudanya dalam mengelola sumber daya energi bangsa Indonesia.
“Kita masih optimis karena kita masih punya modal NKRI, kita punya geografi darat, laut untuk dijadikan modal, kita harus menjadi negara agraris yang memanfaatkan energi daratan dan laut kita manfaatkan permukaan, dalamnya, dasarnya dan pantainya untuk menjadi negara maritim,” ucap Panglima TNI.
Panglima TNI kembali menekankan pentinganya penanaman nilai-nilai kebangsaan kepada pengusaha muda Indonesia sehingga lebih mengedepankan semangat bergotong royong sebagai cara mensejahterakan masyarakat disekitarnya. (Puspen TNI)