PT Pindad berencana merampungkan sepuluh unit kendaraan tempur bernama Badak pada Tahun 2016. Pemerintah melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla memesan lima puluh unit kendaraan tersebut. Adapun untuk pengerjaan tahap pertama sebanyak sepuluh unit akan dilakukan dan diselesaikan pada tahun ini.
Bila perencanaan itu tidak menemui Kendala, PT Pindad akan mulai memproduksi Mei 2016 dan rampung pada November 2016 mendatang, ujar Kepala Departemen Perakitan Kendaraan 6×6 Divisi Kendaraan Khusus, Joko Mulyono kepada Pikiran Rakyat (PR) di PT Pindad, Bandung, Jumat, 11 Maret 2016.
Disebutkan, kendaraan tersebut merupakan pengembangan dari panser 6×6 buatan PT Pindad. Perbedaannya adalah Badak dilengkapi turret kaliber 90 mm yang memiliki daya rusak luar biasa. Kendaraan ini memang dikhususkan untuk merusak, baik itu untuk tujuan menyerang atau bertahan. Kemampuan manuvernya jugasangat baik. Ketika wapres meninjau prototipe Badak, status kendaraan tersebut sudah tersertifikasi dan siap untuk diproduksi.
Joko menjelaskan, Badak merupakan hasil karya anak bangsa yang dapat dibanggakan. Sebab, seluruh bahan baku untuk membuat Badak berasal dari dalam negeri kecuali bagian laras meriam. Hingga saat ini, bagian tersebut masih didatangkan dari. Cockerill Maintenance Ingénierie (CMI) Defence Belgia. PT Pindad terus berupaya untuk memaksimalkan seluruh bahan baku dari dalam negeri.
Tidak ada alasan untuk tidak mencoba membuatnya di Indonesia. Sebab, munisi dan senjata saja bisa, maka tidak mustahil dalam waktu dekat PT Pindad bisa memproduksi sendiri laras meriam 90 mm, katanya.
Terakhir, saat ini ada satu kendaraan khusus lagi yang tengah kami persiapkan untuk proses sertifikasi, yakni kendaraan panser amfibi. Bila sudah tersertifikasi, maka kendaraan khusus tersebut juga akan siap untuk diproduksi, katanya.
Kepala Sub Departemen Hubungan Media PT Pindad, Ami Marlinawati mengatakan, saat ini, PT Pindad dalam kondisi siap untuk memproduksi Badak. Tahapan berikutnya, tinggal menunggu kepastian kontrak kerja sama yang akan dilakukan oleh Kementerian Pertahanan. Bila kontrak kerja sama telah rampung, maka dipastikan pengerjaan terhadap sebanyak 50 unit Badak langsung dilakukan.
Tahap pertama memang akan diproduksi sebanyak 10 unit dan ditargetkan rampung tahun ini. Seluruh sumber daya manusia dan bahan bakunya sudah siap, tinggal kepastian kontraknya saja, katanya. (Sumber: Pikiran Rakyat)