
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa seluruh prajurit di jajaran TNI AD harus memiliki ketangguhan dan profesionalisme dalam mengemban tugas dari negara. Untuk itu, latihan yang telah dirancang oleh pimpinan TNI AD harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab oleh para prajurit.
Salah satu cara membentuk ketangguhan prajurit yang telah dicanangkan oleh pimpinan TNI AD adalah pelatihan beladiri Yongmoodo. Yongmoodo merupakan seni beladiri asal Korea Selatan yang ikut menyemarakkan keragaman seni beladiri di republik ini. Sejalan dengan falsafah militer yang menjunjung sportifitas dan patriotisme, beladiri tangan kosong ini telah menjadi seni beladiri wajib di TNI AD sejak tahun 2012.
Sejak didirikannya Federasi Yongmoodo Indonesia (FYI), seni beladiri asal Korea ini pun mulai disosialisasikan kepada masyarakat umum di tahun yang sama, dalam befituk roadshow ke sejumlah kota besar di Indonesia. Dalam sosialiasi tersebut, diperagakan sejumlah jurus yang dilakukan oleh adet Yongmoodo. Tidak hanya untuk Angkatan Darat, mulai 2012 kami sosialisasikan ke seluruh masyarakat Indonesia. Rencana itu tak lepas dari berdirinya FYI, jelas Kasad. Kasad juga mengatakan bahwa beladiri Yongmoodo akan dikembangkan ke seluruh Indonesia karena diharapkan dapat mewujudkan sifat maupun watak patriotisme.
Kasad mengatakan seni beladiri Yongmoodo mengandalkan ketepatan, kecepatan dan kekuatan dalam duel jarak dekat. Menurut Kasad,Yongmoodo memiliki tujuan positif untuk melatih keberanian serta patriotisme para prajurit sebagai garda terdepan pengamanan terhadap NKRI. Spesifikasi Yongmoodo sendiri adalah olahraga gabungan dari beladiri perkelahian jarak dekat.
Tidak hanya dalam hal kemampuan beladiri, Kasad juga mengaku mewajibkan seluruh jajarannya mempunyai kemampuan menembak dengan kualifikasi terbaik. Salah satu wujud dari konsistensinya dalam memastikan dan menjaga kemampuan menembak prajurit, Kasad senantiasa melaksanakan inspeksi secara berkala ke satuan-satuan Jajaran TNI AD. Di sela kunjungan tersebut, Kasad selalu menyempatkan diri untuk mengecek dua kemampuan wajib tersebut dengan meminta beberapa anggota memperagakan kemampuan beladiri Yongmoodo dan menembak.
Kemahiran menembak dan bela diri Yongmoodo harus benar-benar dikuasai secara matang oleh seluruh prajurit. Tak boleh ada satu pun prajurit yang tak mahir dalam dua hal itu. Sebab, kemahiran itu menjadi skill melekat yang sangat berguna bagi seorang prajurit.
Pengecekan ini juga berfungsi untuk mengetahui titik lemah dan kemampuan prajurit. Kasad benar-benar ingin memastikan apakah prajurit benarbenar menjalankan latihan atau tidak. Salah satu contoh untukbela diri Yongmoodo, seluruh prajurit sudah harus mencapai tingkatan DAN I.
Terkait profesionalisme, Kasad menegaskan bahwa seluruh prajurit TNI AD harus tahu batas kewenangan yang diembankan negara pada pundak masing-masing personil. Termasuk ketika prajurit berinteraksi dengan warga sipil. Kasad menegaskan bahwa prajurit tidak boleh bersikap arogan kepada rakyat. Sebab TNI khususnya Angkatan Darat lahir dari rakyat yang tertindas oleh penjajah. Oleh karena itu, Kasad mengingatkan prajurit di haramkan bertindak garang kepada rakyat. Justru, TNI harus lekat dan benar-benar dicintai rakyat. Bagi TNI tabu memarahi rakyat, tegasnya. Setidaknya hal itulah yang disampaikan Kasad saat berdialog dan menyampaikan pengarahan kepada seluruh prajurit di satuan yang dikunjunginya.
Masih terkait ketangguhan dan profesionalisme prajurit TNI AD, Kasad tidak lupa memberikan perhatian besar terhadap peningkatan kapasitas jajarannya. Salah satu cara meningkatkan kemampuan tersebut adalah dengan latihan bagi prajurit Raider. Hasil dari latihan tersebut diharapkan masing-masing prajurit Raider mempunyai kemampuan profesionalisme tinggi. Tidak hanya itu, prajurit Raider harus mempunyai kehandalan dan tangguh, yang mampu bergerak di segala bentuk medan dan cuaca dengan mengutamakan unsur pendadakan melalui operasi Raid, sesuai dengan tujuan diselenggarakannya latihan Raider ini.
Raider sendiri adalah kualifikasi prajurit TNI yang dilatih untuk menguasai 3 kemampuan, yaitu kemampuan sebagai pasukan anti teror untuk pertempuran jarak dekat, kemampuan sebagai pasukan lawan gerilya dengan mobilitas tinggi dan kemampuan untuk melakukan pertempuran-pertempuran berlanjut (gerilya), baik dalam rangka Operasi Militer untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Teknik dan taktik militer khusus yang harus dikuasai oleh pasukan Raider, antara lain adalah keterampilan dan kemampuan operasi Raid, Mobud dan Teknik Pertempuran Jarak Dekat. Dengan demikian, Pasukan Raider dituntut mampu bergerak secara cepat, rahasia dan senyap guna mendekati, merebut dan menghancurkan sasaran. Para peserta latihan akan melalui 3 tahap, yaitu tahap Basis di Batujajar, tahap Gunung Hutan di Situ Lembang, dan tahap Rawa Laut di Cilacap. Ketiga tahapan tersebut untuk meningkatkan kemampuan khusus perorangan prajurit dan kemampuan khusus unit satuan kecil dalam operasi khusus.
Kemampuan masing-masing prajurit ini merupakan perwujudan dari Visi dan Misi TNI AD. Seperti diketahui bahwa TNI AD memiliki Visi yakni Solid, Profesional, Tangguh, Modern, Berwawasan Kebangsaan dan Dicintai Rakyat.
Sedangkan Misi TNI AD adalah mewujudkan kekuatan, kemampuan dan gelar kekuatan jajaran TNI Angkatan Darat yang profesional dan modern dalam penyelenggaraan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia di darat.(Sumber: HU Media Indonesia)