Prajurit TNI Satgas Operasi Tinombala yang telah berhasil menumpas Kelompok Teroris Santoso di wilayah Poso, Sulawesi Tengah, akan menerima Kenaikan Pangkat Luar biasa. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kepada awak media pada acara penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Kartika Eka Paksi Utama kepada Pangab Singapura Letjen Perry Lim, di Plaza Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Selasa (19/7).
“Saya menyampaikan apresiasi dan bangga. Saya akan berikan kenaikan Pangkat Luar Biasa, yaitu Bintara dan Tamtama termasuk juga yang menangkap dan menewaskan kelompok Santoso,” ujar Panglima TNI.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga menyampaikan apresiasi dan bangga kepada Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudi Sufahriadi selaku Kepala Penanggungjawab Operasi dan Wakil Asisten Pengamanan Kasad Brigjen TNI Ilyas serta seluruh personel TNI dan Kepolisian Satgas Tinombala atas keberhasilannya dalam melaksanakan operasi.
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Operasi Tinombala adalah keterpaduan kerja sama tim yang baik. Tim yang berhasil menewaskan Santoso dan Muktar, sejak 13 hari yang lalu sudah berangkat menuju sasaran dengan menempuh jarak 11 Km dalam waktu tiga hari. “Tim Operasi Tinombala bergerak pada malam hari, karena harus senyap supaya tidak terlihat dan selama delapan ha ri sudah mengendap ditempat yang sudah dicurigai,” ucapnya.
Panglima TNI juga menuturkan, bahwa Satgas Operasi Tinombala tersebut bukan hanya dari tim Batalyon 515 Raider/Kostrad saja, tetapi keterpaduan dari seluruh personel Satgas Tinombala, baik TNI maupun Polri.
“Saya sampaikan apresiasi kepada semua tim, yang telah berhasil melumpuhka n kelompok teroris Santoso. Saya bangga dengan tim yang pantang menyerah dengan situasi yang sangat sulit,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Kepada awak media, Panglima TNI menegaskan bahwa operasi ini adalah momentum yang baik. Ditambah lagi dengan Operasi Teritorial dengan berbagai instansi, guna meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan jangan menganggap teroris sebagai kriminal biasa, sehingga proses hukumnya hanya hukum pidana. “Teroris saat ini kuantitasnya tidak begitu banyak, tetapi kualitasnya dapat menghancurkan lebih banyak,” tegasnya.
“Seharusnya kita berpikir bahwasanya teroris itu adalah kejahatan negara, sehingga harus diantisipasi oleh semua komponen bangsa,”pu ngkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.