JAKARTA, tniad.mil.id – Keberhasilan dalam menjalankan program ketahanan pangan di daerah operasi di pedalaman Papua Tengah, Kabupaten Intan Jaya, tak lantas membuat Batalyon Infanteri 305 Kostrad, TNI Angkatan Darat berpuas diri. Karawang. Kamis (28/9/2023).
Terbukti, pengalaman dan ilmu yang didapatkan di daerah penugasan Papua itu dimanfaatkan untuk menjalankan program ketahanan pangan di markas Yonif 305. Sejak baru tiba di Karawang, Jawa Barat, Komandan Yonif 305 Letnan Kolonel Inf Ardiansyah langsung menggerakkan Pasukan Tengkorak untuk memanfaatkan puluhan hektare lahan terlantar yang ada di sekitar asrama.
Dengan bekerja menggunakan hati, lahan-lahan tidur yang berada di dalam asrama, berhasil disulap dan dimanfaatkan menjadi lahan yang produktif. Dengan berbekal cangkul dan semangat tinggi, semua lahan tidur berhasil dibuka untuk area perkebunan. Berbagai macam jenis tanaman di budidayakan di lahan-lahan itu. Mulai dari sayur kol, mentimun, cabai, terung, pohon kelengkeng, jambu kristal dan lainnya.
Kerja keras Pasukan Tengkorak kembali membuahkan hasil, mentimun yang ditanam Praka Dunyarih dan rekan-rekannya kembali berhasil dipanen. Khusus sore ini, timun-timun yang sudah siap dipanen langsung oleh perwakilan seluruh Kompi Pasukan Tengkorak. Dengan ditemani anak-anak yang bermain air dengan gembira di kolam samping lahan timun tersebut, Pasukan Tengkorak yang lain terlihat asyik memetik timun yang ada.
“Hari ini kami panen timun kelima di lokasi ketahanan pangan, kebun kita di markas tengkorak. Alhamdulillah panen pertama memang enggak terlalu banyak hanya kilo, kemudian 30 kilo. Nah panen ketiga dapat satu kuintal lebih, keempat satu kuintal lebih. Nah ini lagi ngambil lagi, kayaknya lebih dari satu kuintal lagi. Nah ini program-program yang terus kita kerjakan, apa yang bisa kita perbuat, kita perbuat. Jadi kita harus sukseskan terus program ketahanan pangan karena di samping kita menjalankan program pertanian atau perkebunan,” ujar Danyon.
“Nah di sana juga kita ada produksi tempe dan semua dikerjakan oleh prajurit. Beberapa hal yang dikerjakan oleh prajurit semuanya sekarang bermanfaat dan kita membuat supaya mereka bisa berkreasi karena tidak selamanya prajurit itu akan menjadi prajurit. Nah ketika mereka nanti di masa pensiun atau pindah ke wilayahan, mereka sudah tau akan apa-apa yang harus mereka kerjakan yang bisa bermanfaat untuk merekanya sendiri dan untuk masyarakat,” lanjut Danyon.
Sejak ditanam dua bulan lalu sampai akhir pekan lalu total sudah lima kali, Pasukan Tengkorak mendapatkan hasil dari lahan timun. Dan hasil panen tersebut tidak hanya dinikmati keluarga besar Pasukan Tengkorak melainkan juga dijual kepada masyarakat di sekitar asrama. Masyarakatpun mengakui bahwa timun yang dijual harganya sangat murah padahal kualitasnya jauh lebih baik dari yang dijual di pasaran. (Dispenad).