Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Para peserta Apel Danrem Dandim berkaitan dengan aksi damai pada tanggal 4 Nopember 2016 karena kesiapan dalam menghadapi aksi damai tersebut, semuanya berjalan aman dan damai.
Hal tersebut disampaikan Presiden RI Joko Widodo dihadapan peserta Apel Danrem Dandim Terpusat Tahun 2016 yang diselenggarakan di Secapa AD, Bandung, Selasa (11/14).
“ Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena kesiapan saudara-saudara sekalian, demo pada tanggal 4 Nopember yang lalu terutama yang di daerah dapat berjalan dengan baik dan di Jakarta pun sampai jam enam bisa berlangsung dengan tertib dan damai. Ini saya tahu kerja keras saudara-saudara mengamankan negara ini betul-betul pada kondisi yang maksimal dan pada kondisi yang baik”, ucap Presiden Joko Widodo.
Selanjutnya Presiden juga mengucapkan terima kasih atas kerja keras dalam membantu pembangunan infrastruktur terutama di daerah-daerah yang sangat sulit, daerah-daerah yang tidak aman, selama dua tahun ini dikerjakan baik yang berada di Kalimatan perbatasan dengan Malaysia maupun yang berada di Papua.
Presiden Joko Widodo mengingatkan, tantangan terbesar ada pada terorisme dan radikalisme, setiap pertemuan-pertemuan antar kepala Negara di dunia, kedua hal tersebut selalu menjadi rangking pertama dalam pembahasan.
Mengenai tantangan-tantangan yang akan dihadapi ke depan, Presiden mengingatkan, geopolitik hampir di seluruh dunia sedang mengalami goncangan, di eropa juga politiknya bergerak, ekonominya tidak jelas. Masuknya jutaan pengungsi dari Syria juga mempengaruhi kondisi ekonomi negara-negara Eropa. Di Timur Tengah tidak pernah akan tahu sampai kapan konflik-konflik yang ada akan berakhir. Timbulnya aksi demo beberapa Negara bagian di Amerika Serikat setelah Pemilihan Presiden, yang biasanya tidak pernah terjadi, menimbulkan ketidakpastian dunia.
Kondisi ekonomi yang stabil justru berada pada lingkup Asia khususnya Asia Tenggara, ekonominya baik dan dari sisi politiknya juga stabil. Tetapi perlu diingat, ada ancaman-ancaman yang perlu diwaspadai karena masalah laut cina selatan, tetapi setelah ada pernyataan dari Presiden Philipina, tensi di laut China Selatan agak menurun, karena Philipina bisa bekerja sama dengan China.
Presiden Jokowi menjelaskan, ekonomi global sampai sekarang tidak jelas, pertumbuhan ekonomi selalu terkoreksi, artinya masih ada ketidakpastian. Di negara Indonesia yang berkaitan kemudahan berusaha, dari 120 peringkat ekonomi Indonesia, tahun lalu menjadi 106, sekarang 91. Tetapi bandingkan dengan negara yang lain, Indonesia masih berada di 91. Singapura yang dulu nomor satu sekarang nomor dua, Malaysia tahun lalu 18 tahun ini nomor 23. Thailand tahun lalu berada diperingkat 48, sekarang 46, perbandingan-perbandingan ini yang perlu dilihat.
“Target saya minta, jangan ditawar kalau saya punya target, saya minta pada menteri-menteri 40, sehingga mendekati Singapura dan Malaysia. Kita Negara besar memang lebih sulit mengelolanya, tp keyakinan saya kita mampu, kalau negara lain bisa, negara kita juga bisa”,tegas Presiden.
Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat, terutama yang mayoritas untuk melindungi yang minoritas, begitu juga yang minoritas untuk menghargai yang mayoritas. Saling menghargai, saling menghormati itulah yang harus dipelihara agar bangsa Indonesia tetap kokoh.
Mengenai membangun suatu narasi besar, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa organisasi TNI dari atas sampai bawah itu sudah jelas, sehingga narasi besar jangan sampai dipengaruhi oleh kelompok-kelompok yang tidak jelas yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Jangan gunakan sosial media untuk menghujat dan memprovokasi, manfaatkan konten-konten pada media sosial untuk mengisi hal-hal yang positif.