Kamis, 20 Februari 2014 | 22:54 Enrekang – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendorong TNI agar meningkatkan kemanunggalannya. Alasannya kemanunggulan itu adalah ciri khas dan keunikan TNI.
“Tentara di banyak negara maju dan modern, yang memiliki persenjataan lebih canggih, tapi belajar di Indonesia tentang kemanunggalan TNI dengan rakyat, untuk operasi lawan gerilyawan,” kata Presiden SBY di Desa Taulan, Kecamatan Kabere, Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (20/2).
SBY berada di Sumsel untuk melakukan kunjungan kerja selama lima hari di provinsi tersebut.
Turut mendampingi SBY, ibu negara Ani Yudhoyono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menhub EE Mangindaan, Menteri BUMN Dahlan Iskan, dan Menkop dan UKM Syarifuddin Hasan.
SBY menegaskan di saat perwira TNI bertugas dan berbuat untuk rakyat serta menolong dan melindungi rakyat, maka rakyat akan mendukung pemerintah dan TNI dalam menjalankan tugasnya. Karena itu, doktrin kemanunggalan harus benar-benar dijalankan sehingga TNI terus dicintai rakyat.
Presiden SBY berharap para perwira TNI mencontoh apa yang dilakukan Letjen (Purn) TB Silalahi. Pasalnya, selama bertugas di Enrekang, TB Silalahi berhasil mengajak masyarakat setempat untuk membangun Masjid Darussalam dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) No 140. Dua bangunan itu dibangun oleh TNI-AD melalui program ABRI Masuk Desa pada masa tugas TB Silalahi di tempat tersebut.
TB Silalahi memang memiliki kedekatan dengan masyarakat Enrekang. Ia pernah menjadi Wakil Komandan Kompi dengan pangkat Letnan Dua pada operasi Keamanan Dalam Negeri (Kamdagri) untuk menumpas DI/TII Kahar Muzakar, sekitar tahun 1962-1965.
Karena jasanya, bekas markas pasukan TB Silalahi kemudian dijadikan Baruga atau Pendopo dengan nama ‘Baruga Pak Letnan’. Presiden SBY menegaskan bangunan Baruga akan dijadikan museum sebagai tempat bersejarah. (Penulis: R-14/AF & Sumber:Suara Pembaruan)