Redelong – Acara Wawasan kebangsaan bertemakan ” Proxy War” Hal ini di sampaikan langsung oleh Komandan Korem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf A Daniel Chardin. Selasa (28/7) 2015. Pada Acara Penandatanganan Kesepakatan Peleburan FKPPI dan GM FKPPI menjadi keluarga Besar FKPPI yang di ikuti oleh seluruh Para Ormas dan KBT TNI di Wilayah jajaran Korem 011/Lilawangsa, Bertempat di Aula Makoyonif 114/Satria Musara.
Komandan Korem 011/Lilawangsa Kolonel Inf A Daniel Chardin dalam orasinya menyampaikan, bagaimana Para Pemuda untuk bisa memahami Langkah-langkah yang dilakukan oleh Pihak Asing, dengan memakai Metode Proxy War untuk menyerang Indonesia. “Metode perang secara fisik untuk menguasai Indonesia sudah tidak jamannya, tetapi dilakukan melalui, menyerang dari dalam Komponen Bangsa ini,” sebutnya
Danrem 011/LW: Apa itu PROXY WAR?
Perang Proxy atau Proxy War adalah perang yang terjadi ketika kekuatan lawan menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti untuk berkelahi satu sama lain secara langsung. Kekuatan pihak ketiga kadang kadang berupa Pemerintahan, Agen, Tentara Bayaran, atau pihak Ketiga lainnya. Diharapkan kelompok kelompok ini bisa menyarang tanpa menyebabkan perang Skala Penuh.
“Mengutip keterangan Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo:
Perang Proxy atau Proxy War, adalah sebuah Konfrontasi antara Dua Kekuatan Besar dengan menggunakan pemain pengganti, untuk menghindari Konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi Risiko Konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.
Biasanya, pihak Ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah Negara Kecil, namun kadang juga bisa Non State Actors yang dapat berupa LSM, Ormas, Kelompok Masyarakat atau Perorangan.
Melalui perang Proxy ini, tidak dapat dikenali dengan jelas siapa Kawan dan siapa Lawan karena musuh mengendalikan Nonstate Actors dari jauh. Proxy War telah berlangsung di Indonesia dalam bermacam bentuk, seperti Gerakan Separatis dan lain-lain dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Di Indonesia pergerakannya dilakukan dengan memebentuk kelompok Radikal Kiri ( RAKI ) dan Radikal Kanan (RAKA). Ancaman yang telah ada berusaha untuk merubah Ideologi Pancasila dengan Ideologi Keagamaan (Radikal Kanan) dan Komunis (Radikal Kiri).
Radikal itu sendiri mengandung arti suatu Konsep atau Semangat yang berupaya mengadakan perubahan kehidupan politik secara menyeluruh dan mendasar tanpa memperhitungkan adanya Peraturan-peraturan atau Ketentuan-ketentuan Konstitusional, Politis dan Sosial yang sedang berlaku.
Radikal Kanan adalah Paham Radikalisme yang timbul ketika menghadapi kebijakan Pemerintah dan kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya yang dipandang dapat mengancam penerapan ajaran Agama yang diyakini secara Mutlak dan Benar. Kelompok tersebut seringkali merasa bertanggung jawab serta wajib memperjuangkan keyakinan Agama secara Benar. Gerakan ini Mengilhami Radikalisme di Indonesia, ditambah dengan Sentimen anti Barat sebagai perlawanan terhadap sistem Perekonomian Kapitalisme. Di Indonesia pernah dibentuk Jemaah Islamiyah ( JI ) dan sekarang ISIS , ini teremasuk Bahaya Laten Radikal Kanan.
Radikal kiri Adalah Ideologi Komunis, yang berasal dari Negara Uni Soviet dan berusaha menyusup ke Bangsa Indonesia untuk menggantikan Ideologi Pancasila. Ideologi Komunisme adalah Ideologi yang tidak mengakui adanya Tuhan YME (Atheis).
Ideologi ini selalu ingin berusaha untuk mengganti Ideologi Pancasila terutama dari segi Sosial dan Budaya Bangsa Indonesia. Ideologi komunis sangat membahayakan tatanan Kenegaraan yang sudah mapan.
Danrem 011/Lilawangsa memaparkan, Gerakan RAKI baru berupa Demokrasi Partisi, Partoris, Memperkenalkan masyarakat tertindas diluar konsep Marxis, pandangan cenderung anti Agama dan menolak Kekeluargaan.
Tak tik gerakan Komunisme terdiri dari Gerakan Legal Formal, Infiltrasi dan Penyusupan ke Organisasi Pemerintah, Partai, LSM dan lainnya. Gerakan tertutup mereka dilakukan usaha Realisasi penyusupan, Agitasi dan Propaganda.
Strategi Komunis menggunakan Strategi dasar Kuda Troya, Strategi baru KOK, Tripanji dam Strategi Doktrin Dimitrov.
Menguasai Indonesia dengan mengunakan peperangan Generasi Kelima yaitu dengan peperangan dilakukan Nonstate Actor tapi dikendalika oleh State.
Untuk itu peran Pemuda sangat Strategis dan menentukan untuk mengahadapi Proxy War yang sudah terjadi di Indonesia yang akibatnya sudah kita rasakan seperti lepasnya Timor Timur, maraknya Narkoba, Tawuran Pelajar, Gang motor dan lainnya. Untuk itu perlu mempertahankan Ideologi Bangsa yaitu Pancasila, karena Pancasila lahir dan berasal dari dalam diri Bangsa ini, melalui lintasan Sejarah, Budaya, Sifat, Jatidiri Bangsa Indonesia yang kemudian menjadi Azas Bangsa Indonesia yang mengacu pada kebenaran Agama-agama yang ada di Indonesia.
Mengapa mereka perlu melalukan Proxy War di Indonesia ?
Posisi strategis Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah, jumlah penduduk yang besar dan keragaman budaya dengan Nilai-nilai luhur yang dimiliki, merupakan potensi besar yang dimiliki Bangsa Indonesia, untuk tumbuh dan berkembang menjadi Negara yang kuat, Disegani, dan bahkan Ditakuti Dunia.
Potensi dan Posisi Strategis yang dimiliki Indonesia sangat menjadi perhatian Dunia, dan sangat tidak dikehendaki Indonesia mengembangkan diri, karena akan sangat mengganggu kepentingan Nasional Negara-negara Adidaya tertentu.
Maka bangsa Indonesia tidak akan dibiarkan tumbuh dan berkembang menjadi Negara Besar dan kuat atas dasar Potensi Bangsa yang berasal dari Sumber Daya Alamnya yang melimpah, tidak akan dibiarkan menajdi Negara Besar dan Kuat atas Dasar Potensi Bangsa yang berasal dari jumlah Penduduk yang Besar. Dan tidak akan dibiarkan tumbuh dan berkembang menjadi Negara Besar dan Kuat atas Dasar Potensi Bangsa yang berasal dari Keaneka Ragaman Budaya yang mempunyai Nilai luhur Budaya berdasarkan Agama.
Oleh karena itu, Negara-negara tertentu melakukan berbagai cara, agar Indonesia tetap bisa dikendalikan, tetap tidak mempunyai peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliku untuk tumbuh dan berkembang sebagai Negara Besar dan Kuat di Dunia.
Mempertahankan Pancasila adalah Nilai kebenaran bagi Bangsa Indonesia, karena Pancasila yang bersifat Tetap, Pasti, tidak berubah dan dapat diterima oleh semua golongan, baik dari golongan Suku, Agama dan Ras di Indonesia.
Pembinaan Keluarga Besar TNI ini diharapkan bisa meningkatkan Semangat Kejuangan, para Generasi Muda dalam Mengawal dan Menjaga Keutuhan NKRI. Pungkas Kolonel Inf A Daniel Chardin pada saat member Materi dan penjelasan kepada Keluarga Besar FKPPI yang di ikuti oleh seluruh Para Ormas dan KBT TNI di Wilayah jajaran Korem 011/Lilawangsa.