JAKARTA.tniad.mil.id – Satgas TNI Konga XXXIX-A RDB MONUSCO berhasil memediasi dan mendamaikan dua kelompok suku yang bertikai di Propinsi Tanganyika, Republik Demokratik Kongo. Tersebut disampaikan Dansatgas Konga XXXIX-A RDB MONUSCO Kolonel Inf Dwi Sasongko dalam rilis tertulisnya, Rabu (23/1/2019).
Satgas TNI Konga XXXIX-A RDB MONUSCO dengan kekuatan sejumlah 252 orang prajurit dan dibawah pimpinan Kolonel Inf Dwi Sasongko diberangkatkan ke Kongo untuk menjalankan misi perdamaian dibawah bendera PBB pada akhir November 2018.
Dijelaskan Dansatgas, memasuki tiga (3) bulan penugasannya, melalui berbagai kegiatan yang mengedepakan pedekatan kultural, Satgas ini telah langsung berbaur dengan masyarakat.
“ Berbagai kegiatan yang kita lakukan, telah memberikan hasil yang cukup baik, diantaranya yang menonjol adalah mendampaikan dua suku yang bertikai yaitu Suku Bantu dan Suku Twa,” ungkap Dwi Sasongko.
Dikatakannya, upaya mediasi untuk mendamaikan tersebut di laksanakan di Kabwela, sebuah desa yang berada di Propinsi Tanganyika
“Pertikaian tersebut terjadi pada akhir Desember 2018 yang lalu dan mengakibatkan beberapa desa di sekitarnya dibakar, sehingga menyebabkan warga meninggalkan desa untuk mencari perlindungan. Akibat pertikaian tersebut, menelan korban tiga (3) warga meninggal dan lima (5) warga mengalami luka-luka. Salah satu desa yang habis dibakar oleh suku Twa adalah Desa Kambu,”ujarnya.
Menindaklanjuti hal tersebut, selaku Dansatgas, Kolonel Inf Dwi Sasongko memerintahkan pasukannya untuk melaksanakan patroli jarak jauh (long range mision) dengan menggunakan kendaraan Komodo. Dalam pergerakan tersebut turut serta anggota staf dari UN Civil Affair diantaranya adalah dua orang Comunity Liaison Assistant (CLA), dua orang United Nation Committe of Development Policy (UNCDP) dan tiga orang dari International NGO Safety Organization (INSO).
“Satgas TNI yang dipimpin Kapten Inf Agung Sedayu, berhasil mempertemukan kedua pemimpin suku yang bertikai, yaitu Ketua Suku Bantu yang diwakili oleh Katuta Wa Katuta (Chief of Fatuma Village), Muyemba Funkwe (Chief of Kambu Village) dan Ketua Suku Twa diwakili oleh Jenderal Kamuti,” urai lulusan Akmil tahun 1998 ini.
“Dari mediasi tersebut dicapai kesepakatan damai antara kedua belah pihak dan tidak saling menyerang,”jelasnya.
Atas langkah dan keberhasilan Satgas TNI membantu mediasi dan mendamaikan kedua suku yang bertikai tersebut, menurut Dwi sasongko, Kepala Suku Desa Kabwela menyampaikan terima kasih atas kehadiran Satgas TNI yang dipimpinnya.
“Ketua Suku Desa Kabwela sangat mengapresiasi dan menganggap kehadiran Satgas TNI dapat memberikan rasa aman bagi warga setempat,”pungkasnya.
Sebelumnya, pada kejadian tersebut Komandan Satgas TNI Konga XXXIX-A RDB MONUSCO Kolonel Inf Dwi Sasongko memerintahkan pasukannya untuk melaksanakan patroli jarak jauh (long range mision) dengan menggunakan kendaraan Komodo. Dalam pergerakan tersebut turut serta anggota staf dari UN Civil Affair diantaranya adalah dua orang Comunity Liaison Assistant (CLA), dua orang United Nation Committe of Development Policy (UNCDP) dan tiga orang dari International NGO Safety Organization (INSO).
Selain memediasi dan mendamaikan dua kelompok yang bertikai, Satgas TNI Konga XXXIX-A RDB MONUSCO juga menggelar kegiatan Civil and Military Coordination (Cimic) antara lain pemeriksaan kesehatan, pemberian vitamin dan obat-obatan serta terapi psikologi bagi warga di Desa Kabwela dan Desa Fatuma. (Dispenad)