
Saat ini wilayah Perbatasan RI-PNG tepatnya di Kabupaten Keerom merupakan daerah yang menjadi sasaran untuk penanaman ganja. Ini terbukti sudah keempat kalinya Satgas Yonif 406/CK berhasil menemukan ladang ganja pada saat patroli. Dan yang terakhir yaitu pada hari Senin, 18 April 2016. Prajurit Satgas Pos Kalimao Yonif 406/CK yang dipimpin langsung oleh Danpos Lettu Inf Buyung Asmoro menemukan ladang ganja tepatnya di hutan Kampung Kalilapar koordinat 9550-3580 berjarak 5 km dari Pos Kalimao. Di ladang ganja tersebut terdapat sekitar 23 batang pohon ganja setinggi 2,5 s.d 3 m. Penemuan ladang ganja tersebut merupakan hasil pengembangan dari penemuan ladang ganja sebelumnya yaitu pada hari Kamis, 31 Maret 2016.
Kemudian Danpos Lettu Inf Buyung Asmoro beserta 9 orang anggota melaksanakan patroli rutin hasil dari pengembangan kasus sebelumnya dengan sasaran kali ini di sekitar hutan Kampung Kalilapar. Pada saat patroli tersebut salah satu anggota tim patroli a.n Pratu M Fadholi Nrp 31081690650388 melihat tanaman yang menyerupai pohon ganja di sekitar kebun yang ditanami cabai, jagung dan tembakau. Setelah di cek oleh Danpos Kalimao Lettu Inf Buyung Asmoro, ternyata memang benar pohon tersebut adalah ganja dan setelah berkoordinasi dengan perwira hukum Mayor Chk Herjune Aji, Danpos kalimao memerintahkan kepada anggotanya untuk mencabut pohon ganja tersebut. Setelah itu Danpos kalimao memerintahkan kepada seluruh anggotanya untuk menyisir daerah sekitarnya.
Sebelumnya Dansatgas Yonif 406/CK Letkol Inf Aswin Kartawijaya memang memerintahkan seluruh prajurit Satgas Yonif 406/CK yang berada Kotis dan jajaran pos depan untuk aktif melaksanakan patroli dan sweeping serta anjangsana ke rumah masyarakat untuk mengumpulkan informasi. Hal ini terbilang efektif dilaksanakan untuk mencegah peredaran miras, narkoba, ganja dan senjata api serta munisi. Terbukti sampai dengan saat ini Satgas Yonif 406/CK telah empat kali menemukan ladang ganja, mengamankan senjata laras panjang dan munisi tajam sebanyak 30 butir hasil dari kegiatan sweeping yang digelar.
Memang peredaran miras dan narkoba di Indonesia semakin banyak dan memprihatinkan. Tidak hanya orang dewasa saja yang mengunakan narkoba, tetapi juga remaja dan anak-anak sudah menjadi pengguna dan mengkonsumsi miras serta narkoba. Tidak terkecuali di Papua, khususnya di wilayah perbatasan RI-PNG. Peredaran miras dan narkoba di wilayah tersebut sangat tinggi. Banyak kita temukan masyarakat perbatasan yang mabuk dipinggir jalan karena mengkonsumsi miras dan narkoba. Bila hal ini dibiarkan maka akan memicu banyaknya pelanggaran dan masa depan bangsa Indonesia akan terancam dan akan rusak karena miras serta narkoba, ungkap Dansatgas Yonif 406/CK.