Komandan Kodim (Dandim) 1307/Poso Letkol Inf Dody Triyo Hadi mengunjungi pondok Pesantren Modern Gontor 13 putra dan Kampus 06 Putri di wilayah Desa Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu (22/3/2017).
Dandim datang pada pukul 09.15 WITA dan disambut 147 santri putra dan 101 santriwati yang sudah menunggu di lokasi pondok pesantren. Kedatangan Dandim diterima langsung oleh pengasuh putra Ustad Cecep Sobarohman, M.PDi., dan pengasuh putri H.Muhtarom Muhammad Salim, S.Ag.
Adapun urutan kegiatan Dandim di Pondok Pesantren Modern Gontor yaitu pembukaan oleh pembawa acara, pembacaan ayat-ayat suci Alquran oleh Muzammil Hikma Tyar, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sambutan oleh pengasuh putra, sambutan Dandim dan penutup.
Kegiatan diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Muzanmil Hikma Tyar. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyi lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh seluruh peserta yang hadir.
Ustad Cecep Sobarohman, M.PDi., pada sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Dandim 1307/Poso bersama rombongan karena sudah mengunjungi Pondok Pesantren Modern Gontor. Kemudian Ustad Cecep Sobarohman, M.PDi., menjelaskan bahwa Pondok Pesantren Gontor ini berdiri di Poso atas Prakarsa Wapres H.Jusuf Kalla. Selain itu Ustad Cecep Sobarohman, M.PDi., mengharapkan agar Dandim memberikan wawasan kebangsaan serta pencerahan kepada hadirin agar lebih semangat.
Selanjutnya Dandim dalam sambutannya mengatakan terima kasih karena kedatangannya disambut baik. “Terima kasih karena kedatangan kami disambut dengan baik oleh para pengasuh, pembimbing dan para santri pondok pesantren modern Gontor,” ujar Dandim.
Lebih lanjut Dandim diawal ceramahnya mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia diraih melalui perjuangan para pemuda. “Para pemuda pada saat perang kemerdekaan mempunyai peran yang sangat penting,” ujar Dandim.
Kemudian Dandim menjelaskan bahwa saat ini banyak kemajuan yang dapat dinikmati oleh semua orang. Hal ini karena gaya hidup pada era revolusi industri diantaranya melalui penggunaan aplikasi online untuk jasa transportasi seperti Gojek, Grab Bike dan Uber. Sekarang juga banyak media sosial yang dapat diakses dengan mudah seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path dll.
Kemudian kunjungan Dandim di Pesantren Modern Gontor 13 putra dan Kampus 06 putri selain dalam rangka silaturahmi, juga memberikan kuliah umum dengan materi Mencegah Paham Radikal Dan Proxy War. “Proxy War alias perang antara dua pihak yang tidak saling berhadap-hadapan, namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh,” ungkap Dandim.
Proxy War ini bisa bermacam jenisnya, misalnya perang terhadap narkoba dan radikalisme.Saat ini Indonesia telah menyatakan diri perang terhadap narkoba. Penggunaan narkoba saat membahayakan, terutama bagi generasi muda. Untuk itu Dandim meminta para santri untuk menjauhi hal-hal negatif seperti bahaya narkoba.
Dandim juga meminta agar santri mampu dengan cerdas menyaring seluruh pergaulan termasuk bahaya radikalisme. “Jangan mudah dipengaruhi dan banyak perekrutan orang- orang yang berfaham radikalisme melalui dunia maya seperti Facebook (FB) yang rentan pengaruh oleh radikalisme adalah anak-anak muda yang baru beranjak dewasa,” kata Dandim.
Menurut Dandim bahwa pada umumnya permasalahan konflik di dunia terjadi karna perebutan lahan minyak/energi (>70 % ), membeli dan menguasai media massa untuk melakukan pembentukan opini, menciptakan rekayasa sosial serta kegaduhan. “Mencari dan ciptakan kader potensial di Indonesia sedini mugkin sehingga berpihak dan dapat dikendalikan orang asing. Benturan antara lembaga untuk menimbulkan konflik memecah belah serta kelangkaan energi akan akibatkan krisis ekonomi di dunia contohnya krisis pangan,” ungkap Dandim.
Lebih lanjut Dandim mengatakan bahwa alasan orang menjadi tertarik dengan paham radikal antara lain karena merasa ada ketidakadilan baik dari aspek politik sosial, kemiskinan, penindasan serta kurangnya pemahaman agama. “Untuk mencegah itu, harus tanamkan rasa nasionalisme dalam diri kita karena kita berada dalam keanekaragaman Indonesia milikku, yang artinya Indonesia milikmu dan Indonesia milik kita bersama dalam Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Dandim.
Pada bagian akhir Dandim mengatakan,” Selamat berjuang, Selamat belajar dan jadikan Indonesia negara pemenang dan negara yang hebat.”
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan menyanyi Bangun Pemuda Pemudi yang diikuti oleh seluruh santri.
Tepat pukul 11.30 WITA kegiatan telah selesai dilaksanakan dengan aman dan tertib. Kegiatan diakhiri dengan doa penutup oleh Ustad Muhtarom M. Salim, S.Ag.