Skip to main content
Kodam II/Sriwijaya

SEMINAR HARI IBU KESETARAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

Dibaca: 5011 Oleh 11 Des 2014Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Palembang, (Pendam II/Swj). Dalam Rangka Memperingati Hari Ibu ke-86 tahun 2014, Rabu (10/12/2014 Dharma Pertiwi Daerah B mengadakan seminar dengan tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki Dalam Mewujudkan Pembangunan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan Menuju Indonesia Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian” di Gedung Sudirman Makodam II/Swj Palembang. Kegiatan seminar ini dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Selatan, pengurus Bhayangkari Daerah Sumatera Selatan, Ketua Umum BKOW Sumatera Selatan, Ketua IWAPI Sumatera Selatan, Para Ketua Organisasi Wanita se-Sumatera Selatan, Para Panitia dan Ibu-ibu anggota Dharma Pertiwi Daerah B.

Ketua Dharma Pertiwi Daerah B Ny. Umi Amborowati Iskandar dalam sambutannya mengatakan bahwa forum seminar merupakan mimbar akademis yang konstruktif untuk mencermati masalah kesetaraan, sebagai upaya merefleksikan kembali penghayatan terhadap kesetaraan gender dalam pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan menuju Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkeadilan.

Lebih lanjut dikatakan bahwa, peringatan hari ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember pada dasarnya dapat mengingatkan kepada kita untuk tetap memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi peran dan kiprah perempuan dalam berbagai sektor kehidupan. Di sisi lain diharapkan akan membawa pengaruh positif dalam pola pikir dan cara pandang masyarakat pada umumnya, dan khususnya bagi perempuan yang terdorong untuk selalu menghargai hak-haknya sebagai perempuan. Peringatan Hari Ibu juga diharapkan untuk mendorong meningkatkan kesetaraan peran perempuan dan laki-laki dalam mengisi kemerdekaan serta pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan demi mewujudkan tujuan kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Baca juga:  Pangdam II/Sriwijaya Kunjungi Markas Deninteldam II/Swj

Disisi lain, perempuan dan laki-laki mempunyai kesempatan dan tanggung jawab yang sama dalam berpartisipasi untuk mewujudkan demokrasi dan pembangunan Indonesia seutuhnya.

Sementara itu pembicara Prof. DR. Diah Natalisa, M.B.A mengatakan bahwa pemberdayaan perempuan adalah Usaha sistematis dan terencana untuk mancapai kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Sebagai sumber daya insani, potensi yang dimiliki perempuan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidak di bawah laki-laki. Namun kenyataannya masih dijumpai bahwa status perempuan dan peranan perempuan dalam masyarakat masih bersifat subordinatif dan belum sebagai mitra sejajar dengan laki-laki.

Selain itu sambungnya, perbedaan gender melahirkan ketidakadilan yaitu Sejarah perbedaan gender (gender differences) antara laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu terbentuknya disebabkan oleh banyak hal, diantaranya karena dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial dan kultural melalui proses panjang, sosialisasi gender akhirnya dianggap sebagai ketentuan Tuhan, seakan bersifat biologis yang tidak dapat diubah lagi, sehingga perbedaan gender dianggap dan dipahami sebagai kodrat laki-laki dan kodrat perempuan. Perbedaan gender menurut Diah Natalisa sebenarnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender (gender inequalities) Namun realita yang terjadi ternyata telah melahirkan berbagai bentuk ketidakadilan gender yang termanifestasikan dalam bentuk ketidakadilan dalam kehidupan masyarakat.

Baca juga:  Kapendam II/ Swj Hadiri Launching Aplikasi Giwang

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel