JAKARTA-tniad.mil.id,- Sempat frustasi dan ingin bunuh diri, Hadi Susilo kini menjadi atlet disabilitas panahan Kalteng.
Hal itu dikatakan Hadi Susilo saat ditemui di Kuad Archery Open Championship 2019, Lapangan Gatot Subroto Makopassus, Cijantung, Kamis (12/12/2019).
Dijelaskan Hadi, dirinya mengalami kelumpuhan total akibat kecelakaan motor tunggal yang dialaminya 8 tahun lalu.
“Awalnya sempat frustasi dan ingin bunuh diri,” ucapnya.
Tapi kebetulan, lanjut Hadi, dokter yang merawat saya mempunyai kawan, pelatih panahan yang sedang mencari atlet difabel di Kabupaten Lamandau.
“Dari situ, akhirnya dengan berjalannya waktu, dan dengan mengikuti latihan panahan gairah hidup saya tumbuh lagi,” tegasnya.
Selain itu, dari kegiatan yang diikutinya itu, Hadi yang sempat sekolah hingga SMA di Pangkalan Bun itu semakin sadar dan mensyukuri bahwa dirinya dalam kondisi yang lebih baik dibanding dengan orang lain.
“Ternyata masih banyak yang kondisinya jauh di bawah saya, tapi mereka tetap bersemangat,” tegas Hadi.
“Hingga saat ini, saya sudah mengikuti berbagai pertandingan, yaitu di Bandung, Pakualam Cup di Yogyakarta, Mangukura Open di Bali,” tambahnya.
Dari keikutsertaannya di Kuad Archery Open Championship, Hadi tidak hanya sekadar berpartisipasi, namun juga berprestasi.
“Bersama Lia yang juga (atlet) difabel, kami tidak hanya sekadar partisipasi, namun juga berkompetisi dan berprestasi bersama dengan atlet lainnya yang normal,” tegasnya.
Mahda Aulia yang mengalami disabilitas sejak lahir 14 tahun lalu, juga mengatakan yang sama dengan Hadi, bahwa di event yang pertama kalinya ini, dirinya ingin memberikan prestasi semaksimal mungkin.
“Dalam kejuaraan ini, bersama rekan-rekan ingin menjadi juara,” tegas Lia.
Untuk diketahui, selain Hadi dan Lia, Kalteng mengirimkan dua atlet putra dalam Kuad Archery Open Championship 2019. (Dispenad)