JAKARTA, tniad.mil.id – Sersan Satu (sertu) Muslikh, Bintara Pembina Desa (Babinsa) 19/Kelam berhasil menciptakan mesin perontok padi dari motor bekas. Atas temuan tersebut, Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Achmad Supriyadi mengapresianya dengan memberikan penghargaan kepada Sertu Muslikh.
Tersebut disampaikan Kapendam XII/Tpr Kolonel Inf Aulia Fahmi Dalimuthe, dalam rilis tertulisnya, di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (28/2/2019).
Diungkapkan Kapendam, keberhasilan salah seorang Babinsa dari Kodim 1205/Sintang yang menciptakan mesin perontok padi ini, membuat Pangdam XII/Tpr begitu senang dan mengapresiasinya dengan memberikan penghargaan berupa uang pembinaan dan piagam penghargaan kepada Sertu Muslikh.
“Temuan ini sangat membantu para petani di Desa Ensaid Panjang, Kecamatan Kelam Permai, dalam mengolah hasil panennya, jika selama ini mereka mengolah panen dengan cara tradisional yang memakan waktu cukup banyak, dengan hadirnya temuan ini makin memudahkan pekerjaan petani dalam mengolah hasil panen,”ujarnya.
Bahkan lanjutnya, dengan keberhasilan ini, Sertu Muslikh diundang ke Kodam Tanjungpura, sekaligus memberikan langsung penghargaan, saat Pangdam memimpin Rapat Pimpinan jajaran Kodam XII/Tpr, Rabu (27/2/2019).
“Atas temuannya ini, Sertu Muslikh layak diberi apresiasi, karena kehadiranya di tengah-tengah masyarakat telah mampu memberikan solusi dalam mengatasi kesulitan masyarakat di desa binaannya sekaligus memberi solusi dalam memecahkan peroalan yang dihadapi masyarakat,”jelas Aulia Fahmi Dalimuthe.
Lanjutnya, Pangdam XII/Tpr berharap, hal tersebut dapat diikuti oleh seluruh prajurit jajaran Kodam XII/Tpr, karena kehadiran prajurit membantu kesulitan rakyat di sekelilingnya. “Setiap prajurit Kodam XII/Tpr harus mampu menjadi solusi mengatasi kesulitan rakyat dan ini telah dibuktikan oleh Muslikh,” tuturnya.
Sementara itu, Sertu Muslikh ketika dimintai keterangannya mengungkapkan, penemuan ini bermula dari keprihatinannya terhadap warga binaan yang setiap panen padi selalu merontokkan padi dengan menggunakan kaki dan ada juga yang membantingnya agar mudah rontok.
“Tetapi dengan mesin ini, padi tinggal dimasukkan ke dalam penggiling dan langsung terpisah dari batang padi. Dengan cara ini para petani tidak lagi perlu menguras tenaga yang lebih sekaligus mempersingkat pekerjaan,”terangnya.
Dirinya berharap dengan temuan ini, masyarakat binaan dapat mengembangkan mesin ini untuk memudahkan mereka dalam panen padi. “Kehadiran mesin perontok padi, semoga bisa membantu petani sekaligus memudahkan mereka dalam mengolah hasil panen,”pungkasnya. (Dispenad)