TNI AD – Semarang. Komunikasi sosial merupakan salah satu sarana silahturahmi antara Kodam IV/Diponegoro dengan komponen masyarakat sekaligus berbagi informasi tentang berbagai persoalan yang terjadi di wilayah. Hal ini disampaikan Pangdam IV/Diponegoro dalam sambutanya pada acara komunikasi sosial dengan komponen masyarakat Jateng dan DIY, DI Semarang, Jawa Tengah, Selasa (16/5/2017).
Kegiatan Komsos ini bertajuk “Melalui Kegiatan Penyelenggaraan Komunikasi Sosial (Komsos) Dengan Komponen Masyarakat, Kita Tingkatkan Kemanunggalan TNI-Rakyat dan Wawasan Kebangsaan Dalam Rangka Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa”.
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengatakan, acara ini digelar dengan tujuan untuk lebih meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa. “Dengan silahturahmi juga akan terbangun citra positif dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, membangun sikap saling pengertian, saling percaya dan toleransi dalam rangka memperkuat ketahanan nasional,”ujarnya.
Pangdam menyampaikan, pertahanan negara bukan hanya tanggung jawab TNI saja, tetapi kewajiban seluruh warga negara Indonesia. Dalam sistem pertahan negara, TNI sebagai komponen utama dengan didukungan oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. “Sebagai bagian dari sistem pertahanan, kita semua harus peka dan peduli dengan perkembangan situasi dan kondisi bangsa saat ini,”ungkapnya.
“Masyarakat jangan ragu lagi pada TNI, karena pada dasarnya tugas dan peran TNI adalah sebagai penangkal, penindak, pemulih. Sebagai penangkal, TNI bekerja sebelum ancaman timbul, hal ini diperlukan informasi dari semua pihak. Sebagai penindak, pada tataran tertentu TNI siap membantu, seperti contoh dalam penanggulangan terorisme. Dan sebagai pemulih, TNI siap membantu dengan alat yang lebih lengkap dan jumlah personel yang lebih banyak, TNI akan selalu ada,”tutur Mayjen TNI Tatang Sulaiman.
Pangdam menyampaikan, pentingnya sinergitas, keterpaduan serta pemahaman yang sama atas ancaman keberagaman. Terkait ancaman PKI, radikalisme dan terorisme, sekarang ini sudah banyak cara yang dilakukan untuk menyebarkan gerakan tersebut baik melalui seni, aksi, dan lain-lain. “Namun demikian kewaspadaan masyarakat masih tinggi, terbukti adanya penolakan gerakan-gerakan tersebut,”pesannya.