Skip to main content
Berita Satuan

Skenario Indonesia 2045 (1) Seabad RI Dalam Empat Skenario

Dibaca: 83 Oleh 15 Feb 2016Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Lembaga Ketahanan Nasional menyusun empat skenario Indonesia pada tahun 2045. Dokumen berisi empat skenario Indonesia 2045 itu telah disampaikan Gubernur Lemhannas Budi Susilo Soepandji kepada Presiden Joko Widodo dan dipaparkan ke pimpinan redaksi media massa beberapa waktu lalu.

Dokumen skenario itu tahun lalu telah disampaikan kepada Presiden Jokowi, kata Budi Susilo Soepan­dji kepada Kompas, Minggu, 14 Februari 2016 di Jakarta.

Dalam pengantarnya, Budi menegaskan, Lemhannas ber­kepentingan terhadap kondisi NKRI pada tahun 2045 tersebut karena keberadaan dan integritas bangsa Indonesia merupakan fo­kus perhatian Lemhannas.

Kemampuan imajinasi manu­sia membayangkan situasi dan kondisi 30 tahun kemudian ti­dak mudah. Banyak faktor yang memengaruhi dan menentukan masa depan. Jumlah cadangan energi fosil berkurang dan lahan pertanfen tak kunjung bertam­bah. Jumlah penduduk Indone­sia pada 2045 menurut Lem­baga Demografi diperkirakan 321,85 juta. Adapun menurut proyeksi Population Reference Bureau, jumlah penduduk Indo­nesia menjadi 365 juta tahun 2050 atau 350 juta pada 2045.

Menurut Sekretaris Utama Lemhannas Komjen Suhardi Alius, Lemhannas menyusun skenario Indonesia 2045 dengan melilitkan narasumber lintas profesi. Ada birokrasi, pengusa­ha, peneliti, gubernur, hingga bupati/wali kota di Jakarta dan di daerah.

Baca juga:  Jumpa KSAD, Bupati Bahas Skuadron Helikopter

Salah seorang penulis skena­rio Indonesia 2045, Panutan S Sulendrakusuma yang juga ke­tua tim. saat bertemu dengan pemimpin redaksi di Gedung Lemhannas mengatakan, skena­rio disusun menggunakan ori­entasi transformatif. Skenario bukanlah proyeksi atau target. Skenario adalah kisah tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan. Skenario dibentuk bukan hanya untuk lebih me­mahami masa depan, melainkan lebih dari itu, yaitu untuk me­mengaruhinya.

Skenario bukanlah perenca­naan, kata Budi Soepandji. Masih ada 29 tahun Menuju Indonesia 2045. Jika regularitas pemilu terjaga, tetap lima tahun sekali sebagai pertanda kian ma­tangnya demokrasi, masih akan ada enam pemilu lagi menuju Seabad Republik Indonesia.

Menurut catatan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan In­donesia Yudi Latif dalam curah pendapat diskusi di Kompas, menapaki Indonesia 2045 dunia akan dihadapkan pada dua fun­damentalisme, yakni fundamen­talisme pasar dan fundamenta­lisme agama.

Keduanya merupakan dua sisi dari koin yang sama, globalisme triumphalist yang berlomba me­naklukkan setiap jengkal dunia hidup atas dasar hegemoni pe­nunggalan agama dan pasar, tu­lis Yudi Latif dalam makalah Re­vitalisasi Pancasila di Tengah Dua Fundamentalisme.

Baca juga:  Kodim 1711/BVD Bersama Masyarakat Bersihkan Sepanjang Jalan Trans Papua

Dengan menggunakan skena­rio transformatif, ada empat skenario yang dikembangkan Tim Lemhannas, yakni Skenario Mata Air, Skenario Sungai, Ske­nario Kepulauan, dan Skenario Air Terjun. Lemhannas tidak punya preferensi skenario mana yang akan terjadi, tetapi semua­nya butuh antisipasi, kata Budi Soepandji.

Skenario Mata Air

Dalam Skenario Mata Air, pa­da tahun 2045, Lemhannas memproyeksikan Indonesia akan diisi generasi baru yang punya pandangan berbeda de­ngan pendahulunya. Penduduk Indonesia mulai didominasi ge­nerasi berpendidikan tinggi, me­nguasai teknologi komunikasi, aktif bermedia sosial, dan ter­papar dengan nilai-nilai global. Mereka adalah generasi baru yang berasal dari keluarga biasa yang sudah terpisah jauh dari generasi pendahulu masa ke­merdekaan Indonesia. Menurut kelompok ini, mempertahankan kesatuan NKRI harus lebih di­dasarkan pada prinsip integrasi fungsional dibandingkan inte­grasi historis.

Generasi inilah yang akan menempati posisi penting di bi­dang politik, birokrasi, bisnis dan ormas. Ide tentang cara berindonesia yang baik berbeda dengan ide generasi pendahu­lunya. Ini harus diantisipasi, kata Dr Panutan.

Suhardi menambahkan, gene­rasi ini menghargai prinsip de­mokrasi dan keadilan sosial. Mereka terbiasa mengkritik ke­kuasaan secara lugas. Setiap ke­tidakadilan akan dilawan mela­lui ormas dan kekuatan politik.

Baca juga:  Panglima TNI : TNI Netral dan Siap Amankan Pilkada Serentak

Dalam Skenario Mata Air, kebijakan publik masih diwarnai percampuran kepentingan  bis­nis dan politik yang menyebab­kan suhu politik meningkat Di tingkat daerah, kualitas institusi dan sumber daya manusia yang belum merata menyebabkan ti­dak saja sering terjadi korupsi, tetapi juga menimbulkan gesek­an sosial antara putra daerah dan pendatang sebagai akibat persaingan untuk memperoleh akses sumber daya ekonomi Ketimpangan antardaerah ma­sih terjadi sehingga aspirasi me­misahkan diri kadang masih ter­dengar.

Dalam Skenario Mata Air  yang terfokus pada manusia, In­donesia tahun 2045 jadi lebih sejahtera dengan adanya pe­nyebaran pusat pertumbuhan, meskipun dinamika politik di tingkat pusat akibat persing­gungan politik kepentingan bis­nis, politik dan birokrasi masih tinggi. Ketimpangan antardae­rah terjadi sehingga memuncul­kan gesekan sosial, termasuk as­pirasi pemisahan diri.  (Sumber: HU Kompas)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel