Acara ini diselenggarakan sebagai media perenungan dan introspeksi diri agar tetap lestari diantara sesama anak bangsa dan untuk memberikan penghormatan kepada para Pahlawan Revolusi yang telah gugur dalam peristiwa G30S/PKI, serta diharapkan kepada seluruh elemen Bangsa untuk bersatu padu menutup celah bagi bangkitnya kembali komunis di persada Nusantara Indonesia.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para Pahlawannya”, Kodam Jaya/Jayakarta berencana menyelenggarakan kegiatan rutin tahunan tahlil dan doa bersama dalam rangka mengenang peristiwa gugurnya para pahlawan Revolusi dalam peristiwa G 30 S/PKI bertempat di halaman Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Jakarta Timur.
Ke-7 Pahlawan revolusi yang dibenamkan dalam sumur tua diantaranya Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, Mayor Jenderal Anumerta D.I. Pandjaitan, Letnan Jenderal Anumerta Suprapto, Letnan Jenderal Anumerta M.T. Haryono, Letnan Jenderal Anumerta Siswondo Parman dan Kapten CZI Anumerta Piere Tendean.
Acara tahlilan dan doa bersama ini direncanakan dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono dan didampingi segenap pejabat dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU, keluarga besar Pahlawan Revolusi, saksi pelaku sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah setempat serta para prajurit dan masyarakat.
“Komunis adalah bahaya laten, sehingga semua anak bangsa harus meningkatkan kewaspadaan nasional agar tidak terpengaruh”, bahaya laten komunis perlu diwaspadai terlebih mereka bermetamorfose dengan melahirkan neokomunis yang banyak digandrungi generasi muda saat ini. Lolosnya sejumlah atribut dan simbol organisasi terlarang itu dalam beberapa kegiatan yang diadakan akhir-akhir ini menandakan bahaya laten paham komunis masih berkembang kuat di Indonesia. Autentikasi : Kapendam Jaya Kolonel Inf Heri Prakosa