Akmil (21/06/16). Bertempat di Gedung Moch Lily Rochli Akademi Militer, 220 Taruna Akmil Tingkat IV/Sermatutar mengikuti ceramah pembekalan dari Wakil Asisten Personel (Waaspers) Kasad Brigjen TNI Subiyanto. Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Akmil Brigjen TNI Wisnoe PB., para Pejabat Distribusi Akmil serta seluruh Taruna Tingkat IV.
Dalam ceramahnya Waaspers Kasad Brigjen TNI Subiyanto menyatakan bahwa, sistem pembinaan personel merupakan sebuah siklus bertahap dalam penyelenggaraan pembinaan personel yang dimulai dari proses rekruitmen/ penyediaan, pendidikan yang salah satunya di laksanakan di Lemdik Akmil, kemudian ditempatkan/ digunakan, memperoleh perawatan dan pada akhirnya dipisahkan secara alamiah/ pensiun atau melalui Second Career. Di dalam proses penempatan/ penggunaan, untuk kebutuhan dan kepentingan organisasi serta dalam rangka memberikan pengalaman penugasan bagi personel maka personel diatur melalui jenjang karier dan melalui mekanisme TOD/TOA. Siklus Binpers yang dilaksanakan secara berkesinambungan ini akan mempengaruhi Komposisi Personel TNI AD baik yang berada di dalam maupun luar struktur TNI AD. Oleh karena itu Binpers adalah kunci keberhasilan tugas pokok TNI AD dimana diterapkan melalui sistem yang Terpadu, Konsisten dan Berkelanjutan untuk mewujudkan peningkatan Sumber Daya Manusia TNI AD menuju World Class Army.
Perwira sebagai kelompok pimpinan utama dalam satuan, sangat besar peranannya. Besar kecilnya daya guna dan hasil guna satuan sangat tergantung dari mutu Perwiranya. Perbedaan nyata antara Perwira Batalyon dengan Perwira satuan Atasan adalah bahwa Perwira Batalyon setiap saat berhubungan langsung dengan Bintara dan Tamtama sebagai pelaksana tugas dan langsung menangani peri kehidupan mereka, sementara Perwira Satuan Atasan sangat jarang bertatap muka dengan anggota pelaksana dan hubungan dilaksanakan secara tidak langsung yaitu lewat pejabat Batalyon atau tertulis.
Dalam memimpin anggota, seorang perwira memiliki 3 macam metoda dalam melaksanakan tugasnya yaitu Persuasif, Komunikatif, Partisipatif. Dan hakikat seorang Pemimpin harus bisa bertindak dan berperan sebagai Perekat, Pemersatu dan Penggerak untuk satuannya atau organisasi yang dinaunginya sehingga satuan atau organisasi yang dinaunginya dapat berjalan solid dan mempunyai tujuan bersama yang memberikan kesejahtaeraan untuk seluruh orang yang berkerja di dalamnya. Dan sebagai seorang perwira harus mempunyai tanggung jawab untuk Bela Negara, Menjaga Kedaulatan Negara, Keutuhan Negara dan Keselamatan Bangsa.
Diakhir ceramahnya Waaspers berpesan kepada seluruh Taruna, untuk menerapkan prinsip-prinsip dan azas kepemimpinan dalam memimpin anggota. Jika menghadapi anggota yang tidak tahu yang dikerjakan maka komunikasikan, jika tidak tahu mengerjakan maka latih dan didik, jika tidak ingin mengerjakan maka beri motivasi, jika sudah tahu yang dikerjakan, kompeten dan bermotivasi maka berdayakan, dan jika sudah mengerjakan, memenuhi standar bahkan melebihi maka berilah penghargaan/ appresiasi, apabila tidak taat, menentang, melawan dan melakukan penyimpangan maka beri hukuman, butuh pertolongan maka layani. Pegang Teguh Jati Diri TNI AD sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional & tentara profesional. Jadilah perwira yang profesional, berkarakter, dapat diandalkan serta dibanggakan.