Jumlah personel di wilayah Kodam V Brawijaya terutama di tingkat satuan kewilayahan belum ideal. Meski belum ideal, jika terjadi bencana alam maka kesatuan yang dekat dengan lokasi bencana tersebut harus selalu siap dalam penanggulangan bencana.
Hal tersebut ditegaskan Pangdam V Brawijaya Mayor Jenderal TNI I Made Sukadana saat melakukan kunjungan kerja (kunker) rutin dalam rangka pengendalian dan pengawasan (Dalwas) di Korem 082 Citra Panca Yudha Jaya/Mojokerto. kunjungan kerja ini juga dihadiri oleh Forkopimda Mojokerto, Kamis (12/1/2017).
“Korem ini dibawah Kodam V Brawijaya sehingga saya sebagai Panglima Kodam ingin tahu kondisi personel dan pangkalan. Korem ini sudah bagus sekali, untuk personel memang kurang di tingkat bawah dan belum ideal, khususnya di wilayah Pantura,” ungkapnya.
Diungkapkan Pangdam, wilayah Pantura merupakan wilayah yang tidak luas. Padahal daerah Pantura yang berada dibawah wilayah Korem 082 CPYJ/Mojokerto yakni Kabupaten Lamongan setiap tahun bisa dipastikan terjadi bencana alam seperti banjir maupun longsor.
“Tiap tahun bencana alam terjadi, satuan yang ada di dekat wilayah longsor harus siap karena memang menjadi tugas operasi selain perang.
Wilayah Jawa Timur masih rawan bencana banjir dan longsor seperti di Kabupaten Trenggalek. Untuk wilayah Korem 082, Kabupaten Lamongan masuk dalam peta rawan banjir dan longsor.
Menurut Pangdam, upaya yang dilakukan Kodam V/ Brawijaya untuk mencegah bencana alam yakni dengan reboisasi. Kodam V Brawijaya mempunyai tanah Kodam di wilayah Tulungagung yang saat ini sudah dilakukan penanaman pohon, disamping reboisasi juga antisipasi penyerobotan lahan.
Danrem 082 CPYJ/Mojokerto Kolonel Kav Gatut Setyo Utomo menambahkan, Korem 082 CPYJ/Mojokerto terdiri dari enam Kodim yakni Kediri, Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Jombang dan Mojokerto.
Jumlah personel seluruhnya sekitar 3300 personel.
Usai melakukan kunjungan kerja rutin, Pangdam V Brawijaya melakukan penanaman pohon di halaman Korem 082 CPYJ/Mojokerto. Bibit pohon jenis sawo kecik yang merupakan pohon langka tersebut menjadi bibit pohon pilihan yang ditanam. (Penrem 082/CPYJ )