
(05/09)Seperti kita ketahui, bahwa Ekspedisi NKRI TA. 2014 Koridor Maluku dan Maluku Utara telah ditutup oleh Bapak Kasad pada tanggal 26 Juni 2014 yang lalu di Batujajar, Bandung. Namun kegiatan pembangunan Jembatan gantung NKRI tetap dilanjutkan karena Pimpinan menilai pembuatan jembatan sangat diperlukan oleh masyarakat untuk memperlancar transportasi dan pembangunan insfrastruktur di daerah pedalaman, serta menyatukan potensi di dalam masyarakat agar silaturahmi dan kekeluargaan antar tetangga desa tidak terputus. Hal tersebut sesuai dengan Sambutan Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo, SE yang dibacakan oleh Kolonel Inf Dwi Anggono Pamen Ahli Sanda Kopassus pada peresmian Jembatan Gantung di Desa Arara Kec. Wahai Kabupaten Masohi. Pada kegiatan Ekspedisi NKRI Koridor Maluku dan Maluku Utara 2014, pembangunan Jembatan Gantung dilaksanakan di tiga titik, yaitu Jembatan Akelamo kecamatan sahu, Jembatan Togola Senger kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat dan Jembatan Sungai Arara kecamatan Wahai, Kabupaten Masohi.Dalam sambutannya Danjen Kopassus menyampaikan bahwa pembangunan Jembatan gantung NKRI merupakan salah satu kegiatan sosial yang dilakukan oleh Tim Komunikasi sosial. Sekalipun dalam Jembatan ini diprakarsai oleh Tim Ekspedisi NKRI namun segenap masyarakat setempat dari berbagai kalangan turut serta bahu-membahu membangun Jembatan sampai selesai, hal ini menunjukkan bahwa kerjasama antara TNI-Polri dan segenap lapisan masyarakat diperlukan untuk membangun bangsa ini. Harapan pimpinan Ekspedisi agar jembatan yang dibuat oleh rakyat dan akan digunakan oleh rakyat sendiri sehingga masa pakai dapat sesuai dengan ketahanannya.”tegasnya”.
Lebih lanjut Beliau menyampaikan bahwa jembatan ini bukan sembarangan karena daya tahan konstruksi jembatan mencapai 25 tahun. Material yang digunakan diimpor dari luar negeri dan terjamin kualitasnya dan proses perakitannya juga tidak luput dari pengawasan arsitek dari swiss. Sasaran utama Ekspedisi NKRI diantaranya adalah terwujudnya jiwa kesatuan dan persatuan antara TNI/Polri dan seluruh komponen bangsa dan terwujudnya rasa cinta tanah air dan terpeliharanya kelestarian alam di wilayah Maluku dan Maluku Utara. Oleh karena itu apa yang dilaksanakan hari ini adalah bentuk kepedulian dan panggilan hati nurani peserta Ekspedisi NKRI Koridor Maluku dan Maluku Utara yang didalamnya terdapat para Prajurit TNI. Salah satu Implementasi dan pengabdian prajurit TNI kepada rakyatnya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki harus selalu siap untuk memberikan dukungan dan menolong masyarakat di sekelilingnya.TNI berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi bukan bagian dari masalah. Dengan demikian keberadaan prajurit TNI dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dimanapun berada.
Di akhir sambutannya Danjen Kopassus juga mengucapkan terima kasih kepada unsur Muspida kabupaten Halmahera Barat dan Kabupaten Masohi dan kepada Pangdam XVI/Pattimura dan seluruh jajarannya serta seluruh komponen masyarakat lainnya yang telah bahu-membahu bersama Tim Ekspedisi untuk mewujudkan terlaksananya pembangunan jembatan gantung ini. Peresmian Jembatan gantung Sungai Roho sepanjang 60 meter dan tinggi 15 meter dari permukaan air menghubungkan dari desa Aroi menuju kampung Arara dan dihadiri oleh Kolonel Inf Dwi Anggono (Pa Ahli Bidang Sanda Kopassus), Letkol Inf. Tri Bharata (Dandim 1502/Masohi), Drs Abdul Ghani (Asisten 3) yang mewakili Bupati Masohi, Kepala desa dan warga masyarakat sekitarnya.
Dalam peresmian tersebut masyarakat sekitar mengucapkan terima kasih kepada seluruh Tim Ekspedisi NKRI baik yang berada di Maluku maupun Maluku Utara khususnya kepada TNI AD yang ada di desa Aroi. (Pendam 16)