
Bencana alam tanah longsor yang terjadi di Subkorwil-4 Bima mengalami hambatan dalam mengevakuasi korban, karena terputusnya sarana transportasi darat secara cepat tim ekspedisi menghubungi Komando Utama untuk mengirimkan Helikopter sebagai alat transportasi evakuasi korban bencana. Demikian skenario latihan pra ekspedisi NKRI 2015 yang dilaksanakan di Area Latihan Kopassus Situ lembang Jawa Barat, Sabtu (24/1).
Materi Kerjasama Pesawat Terbang (KSPT) diberikan kepada peserta Ekspedisi NKRI 2015 sebagai bekal ketika dibutuhkan sarana transportasi udara. Peserta ekspedisi diharapkan mampu menyiapkan, pendaratan helikopter melalui komunikasi ground to air atau dengan isyarat dan tanda khusus ketika akan mengevakuasi korban bencana alam di wilayah ekspedisi.
Pemberi materi Kapten Inf Nuralang menyampaikan syarat dan ketentuan pendaratan helikopter harus memperhitungkan keadaan cuaca, medan, dan karakteristik lainnya. Ketangkasan dalam memberikan isyarat dan tanda kepada pilot di sesuaikan dengan keadaan alam disekitar lokasi sehingga proses pendaratan berjalan dengan aman dan lancar.
Peserta Ekspedisi NKRI 2015 mengerahkan 1.241 orang, dengan melibatkan kementerian, lembaga Negara, TNI-POLRI, elemen masyarakat ,Akademisi dan Pemerintah Pusat maupun Daerah. Para peserta mendapatkan pembekalan selama dua minggu oleh para tim ahli dan pelatih di Pusdikpassus serta akan melaksanakan aplikasi latihan di daerah Situlembang,Citatah,Ciwidey,Cililin dan Dayeuh Kolot.
Selesai menerima pembekalan mereka akan ditempatkan di 8 subkorwil yakni Subkorwil-1 Karangasem, Subkorwil-2 Lombok Timur, Subkorwil-3 Sumbawa, Subkorwil-4 Bima, Subkorwil -5 Sumba Barat Daya, Subkorwil- 6 Ende, Subkorwil -7Alor, Subkorwil -8 Belu.
(Tim Media Ekspedisi NKRI 2015)