“Tanpa air, tidak ada makanan, tidak ada perdamaian, tidak ada kehidupan. Oleh sebab itu, air harus dikelola dengan baik, karena setiap tetesnya berharga.” Presiden Joko Widodo, pada Pembukaan KTT WWF, Bali 20 Mei 2024.
Kehidupan tanpa air tidaklah terbayangkan. Sebagai elemen vital, air memastikan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi. Dalam berbagai aktivitas sehari-hari, air digunakan untuk pertanian, peternakan, industri, serta kebutuhan rumah tangga. Menurut WHO, kebutuhan dasar air bagi setiap orang ialah sekitar 50 liter per hari untuk minum, memasak, dan kebersihan dasar. Oleh karena itu, penyediaan air yang memadai sangat krusial dan harus selalu diupayakan.
Berdasarkan laporan UN Water 2023, sekitar 2,2 miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses ke air bersih yang aman. Di Indonesia, masalah itu sangat akut, terutama di daerah seperti NTT, NTB, Bali, Papua, Maluku, serta beberapa wilayah di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Kendala geografis, infrastruktur yang belum memadai, dan keterbatasan sumber daya membuat banyak daerah di Indonesia kesulitan memperoleh akses air bersih.
Suatu kehormatan bagi Indonesia, Bali menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum ke-10, 18-25 Mei 2024, sebuah acara internasional penting yang akan membahas solusi global untuk krisis air bersih. WWF memiliki tiga komponen utama: program tematik, regional, dan politik. Program tematik berfokus pada isu-isu spesifik terkait air seperti manajemen sumber daya air, sanitasi, perubahan iklim, dan inovasi teknologi.
Program regional mengarahkan perhatian pada permasalahan air di wilayah tertentu, memungkinkan solusi yang lebih spesifik dan efektif. Program politik bertujuan mempengaruhi kebijakan dan regulasi terkait pengelolaan air di tingkat nasional dan internasional. Dalam forum ini, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya pengelolaan air yang efektif di tengah proyeksi kekeringan yang akan mempengaruhi 500 juta petani kecil pada tahun 2050, serta perlu adanya kerja sama untuk mempromosikan pengelolaan sumber daya air yang efisien dan terintegrasi.
TNI-AD Manunggal Air: Kontribusi untuk Negeri
Selaras dengan semangat penyelenggaraan KTT World Water Forum (WWF) ke-10 tahun 2024 di Bali, yang mengambil tema “Air bagi kemakmuran bersama”, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD ) terus menggelorakan Program yang dikenal dengan nama TNI-AD Manunggal Air. Program Terobosan TNI-AD yang menitikberatkan pada upaya mengatasi kesulitan air bersih di seluruh wilayah Indonesia itu menjadi semakin relevan dan signifikan.
Dengan semboyan ‘TNI-AD bersama rakyat bersatu dengan alam untuk NKRI,’ program ini mencakup penyediaan air bersih melalui pemasangan hydraulic ram pump (hydram), sumur bor, dan penyaluran air gravitasi. Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan alasan mengapa TNI-AD tetap fokus pada penyediaan air bersih bagi masyarakat. Menurutnya, karena terekam dalam benaknya pada saat TNI-AD berlatih di berbagai wilayah, masih banyak dijumpai daerah yang sangat sulit untuk mendapatkan akses air bersih.
Melalui program TNI-AD Manunggal air, sejak diluncurkan pada 2022, hingga saat ini telah terealisasi lebih dari 2.240 titik sumber air di seluruh Indonesia, terdiri dari 665 titik pompa hidram, 1.463 titik dari sumber sumur bor dan 112 titik dari sumber gravitasi, dan telah dapat memberikan manfaat kepada jutaan masyarakat.
Program itu tidak hanya membantu masyarakat mendapatkan akses air bersih, tetapi juga mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui peningkatan produktivitas sektor pertanian dan peternakan. Dengan memanfaatkan teknologi yang inovatif, TNI-AD berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah yang paling membutuhkan. Pada 2024 ini, TNI-AD menargetkan penambahan hingga 1000 titik sumber akses air.
Ketika teknologi dan kepedulian bertemu, keajaiban tidak mustahil terjadi. Hal itu terlihat di Desa Tipar, Kecamatan Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah. Pembangunan 32 titik air bersih di desa ini tidak hanya menyediakan air bersih, tetapi juga membangkitkan harapan bagi sekitar 6.000 warga. Sebelumnya, mereka harus membeli air isi ulang seharga Rp 5.000 per galon karena air sumur mereka mengering atau tercemar pada musim kemarau 2023. Fasilitas itu sangat membantu dan dirasakan manfaatnya oleh warga dan merupakan bagian dari program peningkatan kesejahteraan desa yang lebih luas, termasuk pembangunan MCK komunal dan rehabilitasi rumah tidak layak huni.
Pemanfaatan teknologi hydram terbukti sangat efektif dalam mengatasi masalah akses air bersih di daerah-daerah terpencil. Teknologi itu mampu menaikkan air hingga ketinggian lebih dari 100 meter tanpa memerlukan sumber tenaga tambahan. Pompa itu bekerja, dengan memanfaatkan tekanan dinamis dari aliran air untuk menaikkan air ke tempat yang lebih tinggi. Selain itu, hydram dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, peternakan, dan perikanan darat.
Teknologi hydram yang diterapkan oleh TNI-AD menjadi suatu solusi efektif untuk mengatasi kelangkaan air bersih. Di Jepang, teknologi itu digunakan secara luas dan terbukti mendukung kegiatan pertanian serta kebutuhan domestik. Keberhasilan serupa terlihat di Indonesia, dengan implementasi hydram oleh TNI-AD telah berhasil menyediakan air bersih bagi wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
Meskipun telah banyak capaian positif, program TNI-AD Manunggal Air masih menghadapi berbagai tantangan, terutama keterbatasan sumber daya finansial dan SDM yang terlatih. Untuk mengatasi hal itu, TNI-AD telah bekerjasama dengan berbagai pihak melalui mekanisme kerja sama pembangunan titik air baru. Hingga Mei 2024, TNI-AD telah menggandeng kemitraan dengan 50 pemerintah daerah, 36 perusahaan BUMN dan swasta, serta beberapa organisasi masyarakat dalam memperbanyak jumlah titik air untuk memenuhi target 1.000 titik air baru pada tahun 2024 ini.
Pelatihan kader TNI-AD Manunggal Air Bersih secara rutin telah diselenggarakan sejak tahun 2022. TNI-AD juga telah menginisiasi program pelatihan bagi masyarakat dan Babinsa dalam pembuatan dan pemeliharaan hydram. Program pelatihan itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal, sehingga mereka dapat mandiri dalam memelihara dan mengoperasikan hydram. Dengan demikian, keberlanjutan program ini dapat terjamin dalam jangka panjang.
Program TNI-AD Manunggal Air tidak hanya selaras dengan kebutuhan masyarakat dan mendukung program pemerintah. Itu juga mencerminkan aspirasi global untuk memenuhi ketersediaan air yang inklusif. Melalui program itu, TNI-AD tidak hanya membantu menyediakan kebutuhan dasar air bersih, tetapi juga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Langkah-langkah nyata yang dilakukan TNI-AD itu adalah implementasi dari Delapan Wajib TNI, khususnya dalam membantu kesulitan masyarakat sekelilingnya. Hal itu juga sesuai dengan kebijakan pimpinan Angkatan Darat yang menegaskan bahwa TNI-AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat apapun bentuknya dan senantiasa menjadi solusi.
Dengan memanfaatkan teknologi hydram dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, TNI-AD terus berupaya untuk mengatasi masalah kelangkaan air bersih di Indonesia. Program itu tidak hanya membantu masyarakat mendapatkan akses air bersih, tetapi juga mendukung pengembangan pertanian, ekonomi lokal dan peningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan terus mengembangkan program itu dan memperkenalkan inovasi-inovasi baru, TNI-AD berkomitmen untuk selalu hadir dan menjadi solusi di tengah kesulitan rakyat, sekaligus memperkuat komitmen Indonesia dalam mengatasi tantangan global terkait air. Mari bersama-sama bergandengan tangan, berkolaborasi, menyelamatkan sumber daya air untuk kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan.