TNI AD – Mojokerto. Dalam upaya meningkatkan Serapan Gabah Petani (Sergap), Dinas Pangan dan Perikanan (Dispari) Kabupaten Mojokerto dan Kodim 0815/Mojokerto melaksanakan peninjauan langsung ke lapangan dengan sasaran beberapa penggilingan padi ( huller) di wilayah Kecamatan Mojoanyar, Dlanggu dan Trowulan, pada Jumat (5/5/2017).
Di wilayah Kecamatan Mojoanyar, Kadispari Kabupaten Mojokerto Ibu Rofi beserta rombongan dan Danpos Ramil Mojoanyar Peltu Dandi Widagdo langsung melakukan pengecekan di penggilingan padi UD. Sumber Rejeki milik Sdr. Suwadi (65), Dusun Sadar, Desa Sadartengah, UD. Sumber Rejeki merupakan salah satu huller yang pernah bekerja sama dengan Bulog Sub Divre (Divisi Regional) IV Surabaya Selatan di Mojokerto namun mulai musim panen tahun ini UD Sumber Rejeki tidak lagi menjual hasil penggilingannya ke Bulog Sub Divre IV Surabaya Selatan melainkan ke Bulog di wilayah Japanan. Dikarenakan kadar air maupun kadar hampa dari padi/beras yang dihasilkan melebihi kadar air/kadar hampa yang ditetapkan.
Seusai meninjau UD Sumber Rejeki, selanjutnya rombongan Dispari Kabupaten Mojokerto menuju UD Bumi Jaya milik Sdr. Agus Mulyo Hadi di Dusun Talok, Desa Talok Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Saat di lokasi, Dispari Kabupaten Mojokerto Ibu Rofi dan rombongan langsung melakukan pengecekan bersama Danramil 0815/14 Dlanggu Kapten Inf Kasim yang didampingi Bati Tuud Peltu Riyadi dan Babinsa Serda Sukardi.
Menurut keterangan Danramil 0815/14 Dlanggu Kapten Inf Kasim bahwa TNI akan terus mengajak para petani untuk mendukung secara total upaya menyukseskan Kedaulatan Pangan Nasional, salah satunya dengan menjual hasil panennya ke Bulog. Namun di lapangan masih ditemui adanya perbedaan harga tergantung kadar air dan kadar hampa gabah/beras sehingga mempengaruhi daya serap Bulog terhadap hasil panen petani.
“Dari peninjuan di UD Bumi Jaya tersebut, diketahui untuk harga gabah dan beras saat ini jenis beras IR-64 seharga Rp 8.300/Kg dan Jenis Bramu Rp 11.000/Kg sedangkan untuk harga gabah berdasarkan kualitas yakni Gabah Kering Petani (GKP) Rp 4.200/kg dan Gabah Kering Giling (GKG) Rp 4.900,-/Kg,” tambah Danramil.
Berikutnya, rombongan Dispari Kabupaten Mojokerto menuju penggilingan padi ( huller) milik Sdr. Ali di Dusun Semanding, Desa Beloh, huller milik Sdr. Junaidi di Dusun Beloh Desa Beloh dan huller Gapoktan di Desa Beloh Kecamatan Trowulan. Rombongan Dispari bersama Danramil 0815/02 Trowulan Kapten Inf Herman Hidayat beserta Bati Tuud Pelda Abdul Muntholib dan Babinsa Beloh.
Menurut keterangan Danramil 0815/02 Trowulan Kapten Inf Herman Hidayat mengatakan,” Temuan di lapangan bahwa penggilingan padi milik Gapoktan hasil bantuan pemerintah yang terletak di belakang Balai Desa Beloh sudah beberapa tahun ini tidak beroperasi dikarenakan beberapa hal diantaranya cerobong saluran gabah ke mesin giling yang tidak berfungsi dengan baik dan mengeluarkan debu sekam serta tidak adanya operator mesin.Di kedua huller baik di Dusun Semanding maupun Dusun Beloh diketahui untuk harga beras Jenis IR-64 Rp 7.500/Kg sedangkan jenis Bramo kosong. Sementara itu, untuk harga gabah saat ini, GKP Rp 4.200,- dan GKG Rp 4.500,” pungkas Danramil.
Secara terpisah, Kasdim 0815/Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, S,Sos., menyampaikan bahwa kegiatan turun ke lapangan yang dilakukan Dispari Kabupaten Mojokerto bersama Kodim 0815/Mojokerto melalui Koramil Jajarannya bertujuan untuk mendorong agar para pemilik penggilingan padi ( huller) bekerja sama dengan Bulog, sekaligus untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi di lapangan sehingga dapat dengan segera dicarikan solusinya. “Tentunya bila kerja sama antara Petani dengan Bulog dapat dimaksimalkan maka daya serap Bulog akan semakin optimal guna mendukung stok pangan di wilayah,” ujar Kasdim. (Penrem 082).