Skip to main content
Berita Satuan

TNI dan Rakyat Berkarakter Gotong Royong Yang Tidak Dimiliki Bangsa Lain

Dibaca: 9 Oleh 03 Okt 2016Maret 30th, 2020Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Jakarta, (Senin, 3 Oktober 2016) – Bangsa Indonesia bangga karena mewarisi gen bangsa patriot yang berjiwa kesatria, karena setiap suku bangsa Indonesia masing-masing memiliki tarian perang dan senjata perang untuk mempertahankan diri. Identititas jati diri TNI menjadi semakin kuat dan kokoh, karena menyatu dengan karakter gotong royong yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.

Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada acara Pagelaran Wayang Orang dengan cerita Satha Kurawa di Theater Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Minggu malam (2/10/2016).

Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa, pagelaran Wayang Orang tersebut selaras dengan visi Presiden RI Ir. H. Joko Widodo dalam memulihkan harga diri bangsa, dengan mengusung kepribadian dan kebudayaan.Pembangunan karakter bangsa dan kegotong royongan merupakan realitas Kebhinekaan dan terus dibina serta dilestarikan.

“Gotong royong dalam bahasa Inggris, Arab, China tidak ada, hanya Indonesia yang memiliki bahasa gotong royong. Hal ini merupakan potensi dan modal dasar dalam melakukan revolusi mental untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa pemenang,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Baca juga:  Panglima TNI : Program Kerja Mabes TNI Prioritaskan Modernisasi Alutsista dan Kekuatan Integratif

Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI juga menjelaskan bahwa, cerita Satha Kurawa mengisahkan tentang dendam, iri hati dan keserakahan Warga Kurawa terhadap saudara sendiri, yaitu Wangsa Pandawa. Dengan cara licik dan tipu muslihat dilakukan oleh Kurawa untuk merebut dan menguasai tahta kerajaan Pandawa.

Klimaks dari perseteruan antara Kurawa dan Pandawa mengakibatkan perang saudara. Peperangan berlangsung selama delapan belas hari sejak matahari terbit hingga malam. Dalam pertempuran, tewaslah seratus orang Kurawa, termasuk dari pihak Pandawa. Bharatayudha menyiksakan kepedihan dan kerugian yang luar biasa bagi kedua pihak. Di akhir cerita, kemenangan berpihak kepada pada kebenaran. Wangsa Pandawa berhasil merebut kembali kerajaan Hastinapura.

“Pesan singkat dari cerita wayang orang tersebut, bahwa bagi siapa saja baik menang maupun kalah dalam perang, keduanya akan mengalami penderitaan dan kesengsaraan,” tandas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Sementara itu, pemain dalam pagelaran wayang orang tersebut, dari Perwira Tinggi (Pati) TNI yaitu, Marsdya TNI FHB. Soelistyo, S.Sos., sebagai Begawan Abiyasa. Mayjen TNI Yoedhi Swastono memerankan tokoh Nakula, Mayjen TNI Yoedhi Swastanto, M.B.A. sebagai Sadewa, dan Brigjen TNI Firman Achmadi, S.E., sebagai Werkudoro.

Baca juga:  Komisi I DPR RI Menyetujui APBNP Untuk TNI

Sedangkan pemain dari kalangan artis Ray Sahetapy berperan sebagai Destarata, Kresna oleh Ario Bayu, Dewi Kunthi oleh Maudy Koesnaedy, Srikandi oleh Olivia Zalianty. Gondo Asmoro diperankan oleh Inayah Wahid, Dursilowati oleh Feni Rose, Gendari oleh Giok Hartono, Drupadi oleh Aylawati Sarwono, dan Dewi Madrim oleh Gendis Soeharto.

Hadir pada Pergelaran wayang orang tersebut antara lain, Wakil Presiden RI Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, mantan Presiden ke-6 RI Prof. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Wapres Tri Sutrisno, mantan Wapres ke-11 DR. Boedion. Pergelaran wayang orang juga dihadiri Menteri Kabinet Kerja, Ketua Fraksi DPR, mantan Panglima TNI dan Kas Angkatan, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, para Kepala Staf Angkatan, para ssisten Panglima TNI dan Kabalakpus TNI. (Puspen TNI)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel