Kepala Staf TNI Angkatan Darat Mulyono menegaskan, TNI AD siap memberantas mafia impor sekaligus menertibkan jalur distribusi pemasaran hasil panen yang sering merugikan petani. Hal itu disampaikan KSAD di hadapan para petani dalam acara Gelar Teknologi Pertanian Modern bertema Modernisasi Pertanian untuk Swasembada Pangan di areal sawah Dusun Karangjaya, Blok Kaso Desa Gardumukti, Kecamatan Tambakdahan, Kabupaten Subang, Selasa, tanggal 20 Oktober 2016.
Penegasan KSAD juga sekaligus menjawab permintaan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terkait kesenjangan harga hasil panen komoditas pertanian yang cukup tinggi di tingkat petani dan konsumen.
Saya hadirkan pangdam dari berbagai daerah di sini supaya tahu perkembangan di daerahnya masing-masing. Kami TNI siap memerangi mafia-mafia impor, sekaligus mendukung penertiban jalur pemasaran. Selama untuk kepentingan rakyat, TNI siap dan akan berjuang dalam kondisi apa pun bersama rakyat, tegasnya. Dia juga mengatakan, tak perlu ditanya dan diragukan lagi bila TNI turun bersama petani. Itu bukan mencari popularitas, tetapi merupakan panggilan tugas di luar perang.
Dikatakan KSAD, TNI diminta langsung oleh Presiden agar turun membantu petani. Saat ini sudah hampir 10 bulan bersama-sama dengan penyuluh pertanian, dinas teknis, dan masyarakat. Hasilnya bisa dilihat, tahun ini tak ada impor beras.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengungkapkan ketika ada gejolak harga pada komoditas pertanian tertentu tak perlu risau. Misalnya, ketika harga cabai melonjak itu bisa sementara, ternyata ada masalah dalam jalur distribusi pemasaran. Kami minta tolong bantuan TNI. Kami yakin bila TNI sudah turun bisa beres. Hal itu karena saat puasa, harga cabai di konsumen mencapai Rp 50.000 tapi di petani sentra cabai cuma Rp 15.000. Jadi di petani murah tapi konsumen mahal. Ini bukan masalah supply and demand lagi. Ada masalah dalam distribusi, ada premanisme, ada mafia, katanya. (Sumber: HU Pikiran Rakyat)