PALU, tniad.mil.id – Gempa bumi dan tsunami berkekuatan 7,4 skala richter yang menerjang Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah beberapa hari lalu, telah memporak-porandakan sebagian besar bangunan perkantoran, sekolah, rumah ibadah, dan permukiman warga, khususnya yang berada di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Tragedi tersebut mengundang perhatian dunia dan seluruh elemen bangsa Indonesia, tidak terkecuali prajurit TNI, yang selalu tampil di depan dalam memberikan bantuan tenaga maupun materiil kepada warga masyarakat korban bsncana tersebut, mulai dari pelayanan kesehatan, pencarian dan evakuasi korban dari lokasi bencana.
Di Posko pengungsian yang terletak di Jalan Sumur Yoga, Balaroa, Palu Barat, prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Gabungan Terpadu (Satgasgabpad), yakni Batalyon Infanteri (Yonif) Para Raider ( PR) 432/Waspada Setia Jaya (WSJ) Divisi 3 Kostrad yang dipimpim Kapten Inf Maskur Riyadi, bersama dengan PMI dan relawan bahu membahu mendirikan Hunian Sementara (Huntara) berupa tenda, bagi warga pengungsi yang ada di Balaroa, Sabtu (13/10/2018).
“Rencananya nanti akan didirikan Posko pengungsian percontohan sekitar 300 hunian sementara, bagi pengungsi yang ada di Balaroa, dan hari ini kami berhasil mendirikan sekitar 25 Huntara,” kata Maskur.
Ditambahkan, setiap tenda nantinya dapat menampung sekitar delapan hingga sepuluh orang pengungsi, sehingga para pengungsi dapat tinggal dengan layak di tenda-tenda yang telah disediakan.
Selain mendirikan Huntara, 40 prajurit Yonif PR 432 Kostrad tersebut juga membantu pengungsi mendirikan tempat ibadah berupa Mushola, yang dapat digunakan warga pengungsi untuk melaksanakan sholat.
Menurut Riyadi, selain mendirikan tenda hunian sementara dan tempat ibadah berupa Mushola, TNI juga akan membangun tujuh sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) serta penyediaan tandon air bersih, yang dapat digunakan para pengungsi dalam beraktifitas sehari-hari.
“Di wilayah Palu Barat ini, para prajurit Yonif PR 432 Divif 3 Kostrad selain membantu pengungsi dalam membangun hunian sementara, mereka juga melakukan beberapa kegiatan seperti pengamanan, pencarian dan evakuasi korban yang ada di Perumnas Balaroa, pengamanan Pasar Masomba dan Pasar Inpres. Jumlah total pasukan yang ada di Balaroa sekitar 345 personel,” kata Danyonif PR 432/WSJ, Mayor Inf Gustiawan.