Selasa, 7 Januari 2014, JAKARTA (Suara Karya): Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan kekuatan pesawat tempur untuk TNI Angkatan Udara, dengan menambah alat utama sistem senjata atau alutsista tempur yang ada saat ini, seperti Sukhoi SU-35 dan F-16.
“Ini baru tahap diskusi, kalau maunya Panglima sih iya (menambah Sukhoi),” kata Moeldoko di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (6/1). Ia mengaku sudah berdiskusi langsung dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan menyatakan dukungannya untuk menambah kekuatan tempur TNI AU.
Selain pesawat tempur buatan Rusia itu, Panglima TNI juga tengah mengincar pesawat tempur buatan Amerika Serikat, yakni F-16. “Ada beberapa pilihan, apakah kita ke depannya akan ambil Sukhoi-35 atau apakah F-16 dan generasi terbarunya. Kalau kami punya keinginan Insya Allah pasti bisa,” kata Panglima TNI.
Pesawat tempur Sukhoi SU-35 adalah pesawat kelas berat penghubung generasi keempat dan kelima. Saat ini Indonesia baru mempunyai satu skuadron atau 16 unit pesawat campuran Sukhoi SU-27 dan dan SU-30 yang bermarkas di Makassar, Sulawesi Selatan.
Angkatan Udara juga menerima secara bertahap pesawat tempur bermesin jet T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan. Dari satu skuadron atau 16 unit pesawat yang dipesan baru delapan unit yang diterima Indonesia. Sementara itu, Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Bambang Budi Waluyo memamerkan alutsista kepada seluruh lapisan masyarakat setempat untuk mendekatkan prajurit TNI Angkatan Darat dengan rakyat.
“Saya dan jajaran adalah bagian dari rakyat, karena itu kami akan terus melakukan pendekatan kepada seluruh lapisan masyarakat,” katanya saat memamerkan alat perang seperti panser itu dalam rangka HUT ke-68 Kodam II/Sriwijaya, di Palembang, Sumsel, Senin (6/1).
Pangdam mengatakan alutsista itu merupakan alat perang terbaru dan juga buatan dalam negeri sehingga keberadaannya perlu diketahui masyarakat. “Tapi, hal yang lebih penting lagi adalah kami selalu bersinergi dengan seluruh komponen yang ada terutama dengan warga,” katanya.
Menurut dia, dengan adanya sinergi yang baik maka akan tercipta kerja sama dalam pengamanan, termasuk meningkatkan perekonomian daerah. “Hal ini karena TNI merupakan bagian dari rakyat sehingga kekompakan harus selalu terjaga,” kata dia.
Selain itu, kerja sama itu penting, karena hidup-matinya bangsa menjadi tanggung jawab TNI juga. Ketika ditanya tentang rencana perpindahan Markas Kodam II/Sriwijaya, dia mengatakan hal itu memang sudah direncanakan Gubernur Sumsel Alex Noerdin.
Gubernur berencana memindahkan Makodam II/Sriwijaya ke Jakabiring Palembang dan pihaknya menyambut baik hal itu. “Yang penting, aset TNI terutama Kodam II/Sriwijaya tidak hilang jadi perpindahan tersebut harus didukung bersama,” katanya.