Kamis, 9 Januari 2014 01:50 WIB Solopos.com, JAKARTA — Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengakui pihaknya belum dapat berbuat banyak dalam meminimalisasi biaya pemeliharaan alat utama sistem pertahanan (alutsista). Meski demikian, pemeliharaan alutsista akan ditinjau ulang sesuai dengan minimun essential force (MEF).
Anggaran TNI pada tahun 2014 ini mencapai angka Rp86 trilun. Meskipun begitu, karena pemeliharaan unit-unit persenjataan yang tergolong canggih dan istimewa masih bergantung kepada pabrik buatannya, maka kebutuhan biaya tetap relatif tinggi.
Untuk Helikopter MI 17 buatan Rusia misalnya, TNI hingga kini masih harus mengirimkannya ke pabriknya untuk pemeliharaan. Menurutnyam teknologi tinggi dari unit-unit istimewa tersebut membutuhkan ahli yang hingga kini belum terpenuhi di dalam negeri.
“Para ahli tidak serta merta dengan mudah melakukannya, perlu waktu yang cukup panjang untuk mempelajarinya,” tambahnya.
Karena itulah, kata Moeldoko, TNI kini kini tengah menjajaki pabrik lain yang dapat memberikan service pemeliharaan dengan jarak lebih dekat dengan Indonesia. “Saat ini kami sedang menjajaki ke Vietnam, karena Vietnam juga punya workshop pesawat yang sejenis dengan MI 17,” jelasnya saat jumpa pers Rapim TNI 2014 di Mabes TNI, Cilangkap, Rabu (8/1/2014).
Sayangnya, Panglima TNI enggan menyebutkan nominal pasti anggaran yang dibutuhkan TNI untuk biaya pemeliharaan unit-unit alutsista istimewanya itu. (Editor: R Wibisono)