Menurut informasi Kapten Inf Sutrisno Danramil 20/Ngancar bahwa Masjid An Nur sudah berdiri sejak tahun 1954 dan saat ini kondisi fisik bangunan sangat parah kerusakannya. Apabila dilihat dari pandangan kelayakan, wujud dari bangunan sebelumnya, jauh dari kata layak digunakan sebagai tempat ibadah.
Kondisi bangunan masjid kerusakannya sangat parah itu nampak sebelum dibongkar. Terlihat banyak genteng yang sudah retak dan plafon yang terkelupas, bahkan sambungan instalasi listrik, banyak yang tidak berfungsi, serta ketergantungan air wudhu dari sumur yang ada didekatnya. Bila bangunan ini sudah selesai secara keseluruhan seluruh instalasi listrik akan berfungsi normal dan air wudhu tidak lagi bersumber dari sumur, melainkan dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).
Kemudian anggota Koramil 20/Ngancar tergerak hatinya melihat kondisi demikian dan dengan kesadaran penuh turut membantu pembangunan Masjid An Nur bersama warga sekitar. Selanjutnya anggota Koramil bersama masyarakat bekerja bahu membahu dalam proses pembangunan Masjid.
Proses pembangunan masjid itu sendiri direncanakan akan merubah tampilan dan dari penjelasan Sulkani pengurus Masjid An Nur bahwa bangunan yang semula hanya seluas 448 meter persegi atau lebar 14 meter dan panjang 32 meter, akan berubah menjadi 864 meter persegi atau lebar 24 meter dan panjang 36 meter. Keterlibatan anggota Koramil 20/Ngancar dalam proses pembangunan masjid sangat besar manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Hal itu nampak baik dari segi penghematan biaya, tenaga kerja maupun lebih cepat waktu pembangunan dari perencanaan semula. (Penrem 082)
