JAKARTA,tniad.mil.id – Di tengah menjalankan tugas pengamanan perbatasan wilayah darat negara, Satgas Yonif 328/DGH bertekad untuk turut berpartisipasi dalam membantu peningkatan kualitas generasi muda di perbatasan RI-PNG.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif 328/DGH, Mayor Inf Erwin Iswari, S.Sos., M. Tr (Han), dalam rilis tertulisnya, di Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (25/4/2019).
Diungkapkan Dansatgas, kondisi generasi muda di perbatasan RI-PNG, khususnya anak-anak usia sekolah masih dapat dikatakan belum seperti yang diharapkan atau setidaknya kualitas mereka setara dengan rekan-rekan mereka yang berada di daerah lain.
“Jujur, secara pribadi, kita sering terenyuh dengan kondisi anak-anak di sini. Meski dapat bersekolah, namun sarana dan prasarana yang ada masih kurang, termasuk dengan tenaga pengajar yang terbatas,”ujar Erwin.
“Belum lagi sarana pendukung lainnya, seperti transportasi untuk mengantar mereka bersekolah yang juga dapat dikatakan langka, sehingga anak-anak kecil dan lugu ini harus berangkat berjalan kaki cukup jauh,”imbuhnya.
Dihadapkan dengan kondisi tersebut, dari awal penugasan, Erwin bersama dengan seluruh jajarannya telah bertekad untuk turut terlibat dalam membantu berbagai kesulitan yang dihadapi masyarakat yang ada disana.
“Setiap hari kita bersama dengan warga masyarakat sudah menjadi bagian keluarga besar mereka, jadi sudah sewajarnya sebagai anggota keluarga maka kita harus mau terlibat langsung membantu berbagai kesulitan yang dihadapi masyarakat disini,” tegasnya.
“Diantaranya dalam hal pengembangan generasi muda, membantu anak-anak agar dapat sekolah dengan lancar dan baik secara total, namun tentunya kita tidak mengabaikan tugas pokok selaku Satgas Pamtas,”imbuhnya.
Seperti yang dilakukan oleh personel Pos Kout Km 31 yang dipimpin Serka Fadlan, lanjut Erwin, pada Hari Rabu (24/4/2019), melakukan karya bakti perbaikan pagar dan instalasi listrik di Yayasan Al-Irsyad, Kampung Yammua (Distrik Arso 6).
“Memang terlihat sederhana, namun saat jam istirahat maupun akan pulang anak-anak berebutan dan saling mendorong, sehingga bisa mengakibatkan beberapa rekannya jatuh ke parit,”ucap Erwin.
“Demikian juga dengan jaringan listrik, tidak hanya berpengaruh terhadap penerangan di ruang kelas, namun juga kabel maupun terminal listrik yang tidak teratur dapat membahayakan keselamatan anak-anak yang cenderung abai terhadap situasi ketika sedang bermain dan bercanda,”imbuhnya.
Selain di Kampung Yammua, menurut lulusan Akmil tahun 2002 ini, anggotanya yang berada di Kampung Mosso secara rutin membantu antar jemput anak-anak SMP dan SMA yang bersekolah di luar Kampung Mosso.
“Di kampung ini (Mosso), yang ada hanya sekolah SD ditambah dengan terbatasnya sarana transportasi, mereka yang melanjutkan sekolah ke tingkat SMP dan SMA harus berjalan kaki sangat jauh yaitu sekitar 20-25 km. Sebelumnya memang ada yang antar jemput ke sekolah, namun jika kendaraannya tidak ada maka anak-anak tidak masuk sekolah,”ucapnya.
”Dikarenakan hal tersebut, Danpos Mosso (Lettu Arm Ilham) bersama anggotanya tergerak untuk mengantar dan menjemput anak-anak yaitu sekitar 5 s.d. 10 orang, menggunakan truk milik Satgas ke sekolah mereka,”tegasnya.
Merasakan apa yang dilakukan oleh anggota Satgas Yonif 328/Kostrad tersebut, salah seorang warga yaitu Manaf Syarifuddin, S. Ag. (Kepala Yayasan Al-Irsyad) dirinya sangat berterima kasih karena anak-anak mereka dapat bersekolah dengan baik dan lancar.
“Syukur Alhamdulillah, kami berterima kasih atas bantuan dan kepedulian Satgas yang bertugas disini, sehingga anak-anak dapat mengikuti pendidikan,”tuturnya. (Dispenad)